TEMPO.CO , Palopo:Pelabuhan Tanjung Ringgit, Kota Palopo, direncanakan menjadi pelabuhan kontainer terbesar ketiga di Sulawesi Selatan, setelah Makassar, dan Parepare.
Wali Kota Palopo, Judas Amir, mengatakan, pelabuhan Tanjung Ringgit Palopo, sudah melayani kapal-kapal pembawa kontainer dari Surabaya. Ke depannya, pelabuhan ini akan terus dikembangkan dan ditargetkan menjadi pelabuhan kontainer terbesar ke-3 di Sulawesi Selatan.
"Selama ini, berbagai komoditas kita seperti rumput laut dan kakao harus dimuat truk ke Makassar, baru dikapalkan melalui Pelabuhan Makassar. Sekarang ini, tidak perlu lagi karena sudah ada kapal kontainer dari Surabaya masuk langsung ke Pelabuhan Palopo," kata Judas, Selasa 2 Juni kemarin.
Menurut Judas, berbagai komoditas unggulan daerah ini, seperti rumput laut, kakao, udang, ikan, dan lain-lain tidak perlu lagi diangkut ke Makassar yang menghabiskan biaya besar untuk transportasi darat. Sebab, PT Mentari Line Group telah membuka pelayaran langsung Surabaya-Palopo.
"Saya harapkan agar kiranya para pengusaha yang ada di daerah ini, memanfaatkan kapal kontainer ini untuk pengapalan berbagai barang-barangnya dari Surabaya ke Palopo, ataupun sebaliknya. Para pengusaha kakao dan rumput laut yang mau kapalkan barang-barangnya ke Surabaya tidak harus lagi lewat Makassar," katanya.
Bahkan, Judas meminta Kepala Dinas Koperindag dan UKM Kota Palopo, Karno, dan instansi terkait lainnya, agar mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai beroperasinya rute pelayaran kapal kontainer PT Mentari Line Surabaya-Palopo di Pelabuhan Tanjung Ringgit.
"Saya selaku Wali Kota Palopo sangat bersyukur dan berterima kasih kepada PT Mentari Line Group, karena secara tidak langsung telah membantu saya memenuhi janji kepada masyarakat Palopo. Hadirnya kapal kontainer Mentari telah membantu masyarakat Palopo untuk bidang usaha dan jasa," katanya.
Sementara Direktur Operasional PT Mentari Line Group, Antoni Sunardi Sudarta menyatakan, pihaknya memiliki Kota Palopo di wilayah utara Sulsel, karena sejalan program perusahaannya untuk kontainerisasi daerah-daerah yang masih menggunakan metode konvensional dalam hal pengiriman barangnya, agar ekonomi daerah tersebut dapat berkembang.
"Palopo salah satu daerah yang kami pilih karena memiliki pelabuhan, selain itu daerah ini sangat berkembang pesat dari sisi ekonomi dan layanan jasa," kata Antoni.
Menurut Antoni, dengan masuknya kapal kontainer milik perusahaannya, pengusaha di daerah ini, termasuk petani dan petambak, tidak perlu lagi mengirimkan barang-barangnya lewat Makassar untuk pengiriman ke Surabaya. "Kami siap mengapalkan dari Palopo ke Surabaya. Ini akan membawa dampak luar biasa bagi kemajuan daerah ini dalam bidang bisnis, apalagi mengirit ongkos atau biaya pengiriman barang" katanya.
HASWADI