TEMPO.CO, California - Bill dan Melinda Gates mencatat sejarah sebagai dermawan yang menyumbangkan uang terbanyak untuk amal sepanjang sejarah. Menurut situs Forbes, ia telah menggelontorkan dana dari pundi-pundinya sebesar US$ 29 miliar atau setara Rp 385,5 triliun untuk amal.
Tak hanya itu, kata miliarder Warren Buffett dalam forum Forbes Summit on Philanthropy ke empat hari ini, Bill Gates bersama istrinya, Melinda, juga memulai hal baru yang tak pernah dijumpai sebelumnya, yaitu menjadikan filantropi sebagai profesi. "Hanya sedikit pendiri yayasan menuangkan waktu pribadinya, usaha, serta kemampuan otaknya untuk yayasan yang mereka dirikan, seperti halnya Melinda dan Bill," katanya, sebelum menyerahkan penghargaan Forbes 400 Lifetime Achievement Award for Philanthropy pada pasangan ini.
Sebagai sahabat, aku Buffett, ia mencatat waktu yang dihabiskan pasangan ini untuk kegiatan amal yang mereka gagas. "Mereka rata-rata menghabiskan waktu 50 sampai 60 jam perminggu untuk kegiatan non-profit," katanya, di depan 200 miliarder, pemimpin, dan entrepreneur yang bergerak di bidang sosial yang hadir dalam cara itu.
Buffett memenangkan penghargaan filantropi pertama kalinya dua tahun yang lalu. Tahun lalu, penghargaan diberikan kepada Chuck Feeney, mantan miliarder yang berkomitmen untuk bangkrut demi filantropi, yang dijadikan baik oleh Buffett maupun Gates sebagai inspirasi.
Energi dan gairah Gates pada filantropi, kata Buffett, mampu meyakinkannya untuk menjaminkan sebagian besar dari US$ 70 miliar kekayaannya pada Bill dan Melinda Gates Foundation. Yayasan ini menggabungkan upaya filantropi dari dua orang terkaya di Amerika Serikat dan dua dermawan terbesar sepanjang masa itu.
Dalam pidatonya setelah menerima penghargaan, Gates menyatakan beruntung memiliki pasangan yang sama-sama menyukai kegiatan amal. "Pesan sederhana saya tentang filantropi adalah bahwa saya telah memiliki banyak pekerjaan menyenangkan, tapi tidak satupun dari pekerjaan itu yang lebih menyenangkan dari bermitra dengan Melinda dan bekerja dalam kegiatan ini dan bersama-sama mencapai kemajuan," katanya.
Sejauh ini, hasil kerja mereka cukup mengesankan, yaitu membantu meningkatkan kesehatan anak-anak di negara-negara miskin di Asia dan Afrika. Cita-cita mereka adalah memangkas angka kematian anak di dunia 50 persen dari angka saat ini. Tingkat kematian balita global telah menurun hampir setengah (49 persen) sejak tahun 1990, dari 90 menjadi 46 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.