TEMPO.CO , Bandung - Ketua Umum Asosiasi Pekerja dan Pedagang Kaki Lima Kota Bandung Iwan Suhermawan mengatakan, saat ini belum tergiur tawaran Pemerintah Kota Bandung terkait dengan pinjaman lunak. Alasannya, pedagang kaki lima di dalam kelompoknya baru akan mengandalkan pinjaman yang diberi nama kredit Melati (Melawan Rentenir) nanti setelah Ramadan kurang dua atau tiga hari.
"Sampai saat ini belum ada anggota kami yang mendaftar. Kami sebenarnya sudah punya pemodal sendiri," ujar dia, saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Juni 2015. Biasanya, kata Iwan, para PKL butuh suntikan dana akibat meningkatnya permintaan pasar selama bulan puasa. Sehingga kemungkinan besar para PKL akan mengajukan pinjaman lunak itu beberapa hari sebelum bulan puasa.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil telah meluncurkan program bantuan kredit untuk melepaskan para PKL dari jeratan rentenir. Bantuan ini diberikan setelah wali kota mendengar curahan hati PKL Cicadas, Bandung. "PKL Cicadas terjerat utang rentenir hingga harus jatuh miskin. Bahkan ada di antara mereka yang sampai bercerai akibat utang itu," kata Emil--sapaan akrab Ridwan.
Pemerintah Kota Bandung mengaku sudah mencairkan dana sebesar Rp 32 miliar untuk memberi pinjaman kepada masyarakat dengan bunga yang kecil melalui BPR. Kepala Bagian Pemeriksaan Internal Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Bandung, Faizal Rochman, mengatakan hingga saat ini pinjaman yang diluncurkan Pemerintah Kota Bandung belum menarik perhatian PKL.
“Sampai sekarang hanya sedikit PKL saja yang datang untuk pinjam dana ini. Mungkin karena banyak PKL yang tak punya kartu tanda penduduk Kota Bandung,” ujar Faizal, saat ditemui Tempo di BPR Kota Bandung, Jalan Naripan, Bandung. Ia mengatakan, sebagian besar PKL yang mendatangi kantornya merupakan pedagang asal luar Kota Bandung. Mereka hanya bermodalkan kartu identitas berdagang, yang diterbitkan Pemkot Bandung.
Faizal menambahkan, BPR membagi pemohon pada tiga kategori, yaitu wirausahawan eksis, wirausahawan pemula, dan PKL. BPR telah menerima 4.000 permohon. “Kategori wirausawahan yang sudah eksis paling banyak,” kata Faizal sembari menambahkan, besaran kredit antara Rp 500 ribu sampai Rp 30 juta.
PERSIANA GALIH