TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tak mau berkomentar soal kasus dugaan korupsi Program Bina Lingkungan tahun 2012-2014 yang tengah ditelusuri Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian. Dahlan hanya berulang kali tersenyum saat ditanya soal kasus petak sawah fiktif di Ketapang, Kalimantan Barat.
"Saya mau salat," kata Dahlan di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Jumat, 5 Juni 2015.
Setelah salat, Dahlan langsung menuju Kantor Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Ia hanya tersenyum dan mendengarkan semua pertanyaan yang diajukan wartawan. Beberapa kali sempat berhenti, tapi tak mau menjawab pertanyaan.
Dahlan lebih senang berkisah soal sepatunya yang tertukar dengan sang istri daripada menjawab pertanyaan wartawan soal kasus itu. Tak ada jawaban yang jelas dari Dahlan soal korupsi sawah dan proyek gardu induk Perusahaan Listrik Negara.
"Pantas tak enak, ternyata tertukar dengan punya istri," ujar Dahlan saat hendak salat.
Dahlan sebagai Menteri BUMN menerbitkan surat pelaksanaan program untuk mengumpulkan dana dari pelbagai perusahaan BUMN hingga Rp 1,4 triliun. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan, ada Rp 200 miliar dana yang diduga diselewengkan. Atas hasil ini, Bareskrim Polri membuka penyelidikan.
Bareskrim telah memulai penyelidikan kasus ini sejak April 2015. Hingga saat ini sudah 20 lebih saksi diperiksa. Penyidik juga memeriksa Dahlan sebagai saksi setelah mantan Direktur PLN tersebut kembali dari kegiatannya di Amerika Serikat.
"Kita akan koordinasi dengan kepolisian, tapi yang jelas ini kasus yang berbeda (korupsi sawah dengan korupsi gardu induk)," tutur Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Adi Toegarisman.
FRANSISCO ROSARIANS