TEMPO.CO, Jakarta - Lippo Group menggandeng Serge Pun & Associates (SPA) Group meresmikan Pun Hlaing Siloam Hospital, rumah sakit berstandar internasional di Yangon, Myanmar.
Chief Executive Officer Lippo Group James Riady mengatakan rumah sakit patungan dengan SPA Group tersebut bakal menjadi awal dari pengembangan industri kesehatan di Myanmar.
"Kami berkomitmen membangun healthcare industry di Myanmar. Kami berencana akan membangun lagi 2-3 rumah sakit di kota Yangon," ujar James pada peresmian Pun Hlaing Hospital di Yangon, Myanmar, Sabtu (6/6/2015).
James melanjutkan dalam kurun waktu 3-5 tahun, pihaknya juga akan membangun 12 rumah sakit berstandar internasional di Myanmar. Sementara, dalam jangka panjang, Lippo Group membidik bakal membuka 20 rumah sakit di negara berjulukan Tanah Emas tersebut. Dia juga berharap ke depannya pengembangan di industri kesehatan ini bakal berlanjut ke transformasi sumber daya manusia yang berkualitas di Myanmar.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman SPA Group Serge Pun mengatakan pihaknya telah memiliki Pun Hlaing Hospital sejak 9 tahun lalu. Grup konglomerasi asal Myanmar ini pun, disebutkan Serge, telah mengelola Pun Hlaing Hospital dengan standar internasional.
"Tapi kami ingin lebih. Melalui kerjasama dengan Lippo Group, kami ingin Pun Hlaing Siloam Hospital menyediakan layanan kesehatan bertaraf internasional dengan harga terjangkau," jelas Serge.
Adapun, Serge merinci rumah sakit yang terletak di area Pun Hlaing Golf Estate, Yangon, tersebut menawarkan layanan rawat inap mulai dari US$10 per hari dengan fasilitas makan 3 kali sehari.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Uni Myanmar Ito Sumardi mengatakan hubungan baik antara kedua negara ini telah berlangsung lebih dari 60 tahun.
Menurutnya, dengan kerjasama ini bakal meningkatkan hubungan bisnis yang baik antara kedua negara anggota ASEAN tersebut. "Saya percaya partnership dalam Pun Hlaing Siloam Hospital ini akan meningkatkan hubungan baik antara Myanmar dan Indonesia, termasuk hubungan bisnis antara kedua negara ini," jelas Ito.