Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Art Jog, Dipuji Banyak Orang Diabaikan Pemerintah Daerah  

Editor

Nurdin Kalim

image-gnews
Seorang model membawakan pakaian rancangan desainer Lulu Lutfi Labibi pada pembukaan Art Jog 8 di halaman Taman Budaya Yogyakarta, 6 Juni 2015. ANTARA/Regina Safri
Seorang model membawakan pakaian rancangan desainer Lulu Lutfi Labibi pada pembukaan Art Jog 8 di halaman Taman Budaya Yogyakarta, 6 Juni 2015. ANTARA/Regina Safri
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembukaan bursa seni rupa terbesar di Indonesia Art Jog berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu malam, 6 Juni 2015. Tak satu pun pejabat Pemerintahan Kota Yogyakarta maupun Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hadir dalam pembukaan pameran seni rupa yang berlangsung hingga 28 Juni 2015 itu.

Co-curator Art Jog, Ignatia Nilu, mengatakan panitia telah melayangkan undangan pada pejabat pemerintahan daerah di Yogyakarta. “Tapi saya tak melihat mereka hadir,” katanya di sela pembukaan.

Padahal, dalam pidato sambutan pembukaan, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Triawan Munaf memuji even itu. Menurut dia, bukan perkara mudah menggelar kegiatan berskala internasional secara rutin tiap tahun semacam ini. “Ini adalah upaya swadaya komunitas pelaku (seni rupa),” ujarnya.

Menurut Triawan, saat ini gagasan telah menjadi kekuatan daya saing utama di dunia. Ekonomi kreatif merupakan pemimpin dalam persaingan itu. Dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia mencatat banyak subsektor ekonomi kreatif yang kini berhasil menempatkan Indonesia dalam posisi penting di dunia. “Salah satunya adalah seni rupa,” ujarnya.

Kurator Art Jog, Bambang “Toko” Witjaksono, mengatakan setiap tahun pihaknya mengirimkan undangan pada pejabat pemerintahan daerah di Yogyakarta. Termasuk, Gubernur DIY Sultan Hamengku Bawono X. “Tapi tidak pernah hadir,” katanya.

Art Jog tahun ini merupakan yang kedelapan kalinya digelar. Saban tahun, jumlah pengunjung selalu membludak. Antusiasme seniman untuk menjadi peserta pun tinggi. Panitia mencatat ada 850 seniman dengan 1.300 karya yang masuk ke meja pendaftaran. Namun, hanya 35 orang pengirim aplikasi yang karyanya dipajang dalam pameran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seniman peserta Art Jog ke-8 tahun ini mencapai 86 orang dengan seratusan karya yang dipamerkan. Selain berasal dari pendaftar, sebagian mereka merupakan seniman yang sengaja diundang panitia untuk memamerkan karyanya. “Kami fokus pada karya dengan media baru,” katanya. Pemilihan karya itu, lanjut dia, sesuai dengan tema Art Jog, Infinity in Flux: The Unending Loop That Bonds the Artist and the Audience.

Direktur Art Jog Satriagama Rakantaseta mengatakan Art Jog mulai mendapat tempat di tengah masyarakat. Tak hanya para pelaku seni, tapi masyarakat secara umum. Ia berharap, even ini tak sekadar menjadi ajang bagi transaksi karya seni saja. Namun juga mampu menggerakkan sektor ekonomi lainnya.

Pemerhati seni rupa di Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, mengatakan kagum atas bursa seni rupa ini. “Ini even yang luar biasa,” kata pengajar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu. Sayangnya, ia prihatin, perhatian pemerintah daerah masih sangat minim. “Ke mana negara?”

Semestinya, kata dia, even semacam ini bisa mendapat dukungan dan perhatian yang lebih baik dari pemerintah. Misalnya dalam bentuk pengelolaan dan promosi. “Karena warganya sudah superkreatif,” katanya. Dukungan itu pun tak selalu dalam bentuk dana. “Cukup hadir di sini,” katanya.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.