TEMPO.CO, Surabaya - Rumah itu terlihat terkunci dari dalam dan nampak tak ada orang, pintu dan jendelanya yang di cat biru nampak kusam. Namun, bangunan rumah yang berukuran sekitar 15X4 itu masih nampak kuno layaknya bangunan tua. Pintu masuknya seperti pintu gerbang yang memiliki dua pintu, dan di dalamnya terlihat gorden putih menutupinya.
Di atas pintu rumah itu terpasang plakat berwarna kuning keemasan disertai tulisan: ‘Rumah Kelahiran Bung Karno’ Jalan Pandean IV nomor 40, rumah tempat kelahiran dan masa kanak-kanak Bung Karno (Presiden pertama RI), Bangunan Cagar Budaya sesuai SK Walikota Surabaya nomor 188.45/321/436.1.2/2013. Tertanda Pemerintah Kota Surabaya tahun 2013.
Rumah kelahiran Bung Karno itu terletak di Jalan Peneleh gang Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Di luar gang terdapat spanduk besar bergambar foto Soekarno, disertai tulisan: Pandean Bersejarah, tanah kelahiran Soekarno. Di sebelah gambar itu, gang Pandean IV yang tulisannya digantung di pintu gerbang itu.
Memasuki gang itu, kita akan tercengang dengan sebuah lukisan bergambarkan Bung Karno dan beberapa tulisan seperti: Perjuanganku lebih mudah sebab mengusir penjajah. Kampung kelahiran Soekarno. Suroboyo kampung Soekarno. Jasmerah; Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Tetap berjuang. Dan ada pula gambar besar Soekarno disertai tulisan disini rumahku. 10 meter dari gambar dan tulisan itu terdapat rumah sederhana itu.
Ketua Rukun Tetangga 4, Rukun Warga 13 Kelurahan Paneleh, Mohammad Ibrahim Abdullah mengatakan Rumah itu awalnya seperti rumah lainnya, tidak ada sejarahnya.
Namun, setelah pakar sejarah menemukan rumah Soekarno itu akhirnya rumah yang sederhana itu banyak di kunjungi orang, baik dari dalam maupun luar negeri. “Rumah itu baru terkenal sejak tahun 2010 pasca pakar sejarah Peter A Rohi menemukan rumah itu,” kata Ibrahim kepada Tempo tepat di depan rumah Soekarno, Senin, 8 Juni 2015.
Berdasarkan penelian Peter, diketahui bahwa Soekarno lahir di kawasan Pandean dan pernah tinggal kawasan Pandean dan Peneleh ketika remaja, sehingga rumah itu dicari dan ditemukan rumah yang di pasang plakat pemkot Surabaya itu. Selain itu, berdasarkan kisah dari sesepuh Paneleh yang selalu dikisahkan kepada anak cucu di kawasan Paneleh, menjelaskan bahwa Soekarno memang tinggal di rumah itu ketika masa kecil hingga remajanya. “Kata sesepuh saya, Rumah itu sering dijadikan tempat belajar dan pendidikan oleh Soekarno, dan di rumah itulah salah satu persembunyian Soekarno,” kata Ibrahim.
Buktinya, lanjut dia, gang di kelurahan Paneleh tidak berurutan antara gang 1 – 4, sehingga kondisi itu ditengarai sebagai salah satu cara untuk mengecoh para penjajah yang mengejar sang revolusioner itu. Dengan perjuangannya, maka jasanya dapat dirasakan hingga saat ini.
MOHAMMAD SYARRAFAH