TEMPO.CO , Jakarta: Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala merespons positif penunjukan Inspektur Jenderal Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya. Latar belakang Tito sebagai mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Polri bisa membuat kondisi Ibu Kota lebih aman.
"Beliau bisa menekan kerawanan gerakan radikal yang berniat masuk ke Jakarta," kata Adrianus saat dihubungi Tempo, Ahad, 7 Juni 2015. Adrianus berujar, mantan Asisten Logistik Mabes Polri itu bisa mengembangkan kemampuannya untuk menjaga Jakarta dari serangan gerakan radikal berupa terorisme.
Surat Telegram bernomor ST/1242/VI/2015 dan ST/1243/VI/2015 berisi pengumuman rotasi ratusan Perwira Menengah dan Perwira Tinggi Polri. Salah satu poinnya, menunjuk Tito menggantikan Inspektur Jenderal Unggung Cahyono yang diangkat menjadi Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Kepolisian RI.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal membenarkan telegram tersebut. Meski begitu, ia belum mengetahui waktu digelarnya pelantikan Tito. "Pelantikan diurus oleh Kepolisian RI," kata Iqbal.
Menurut Adrianus, dua orang pendahulu Tito memiliki kelebihan masing-masing. Inspektur Jenderal Dwi Prayitno, pejabat sebelum Unggung, memiliki kelebihan dalam pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat yang mengutamakan tindakan pencegahan. Sedangkan Unggung memperlihatkan ketegasannya saat menghadapi organisasi masyarakat yang bertindak anarkis.
Adrianus berharap Tito dapat meneruskan langkah kedua seniornya. Ia mengatakan salah satu caranya yakni dengan meramu strategiya dan digabung dengan sistem yang sudah diterapkan Dwi Prayitno dan Unggung. "Jangan dihilangkan," ujar dia.
LINDA HAIRANI