TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan target acara Jakarnaval bergeser. Jakarnaval seharusnya dapat menarik banyak wisatawan asing untuk ikut berpartisipasi.
"Kemarin pengunjung malah banyak warga Jabodetabek," kata Ahok di Balai Kota, Senin, 8 Juni 2015.
Ahok berujar, tujuan awal salah satu rangkaian acara hari ulang tahun DKI ke-488 ini adalah memperkenalkan budaya dan tradisi warga DKI lewat berbagai pertunjukan yang disajikan. Namun lagi-lagi yang datang adalah ribuan warga Ibu Kota yang mengajak keluarganya.
Selain itu, sampah-sampah yang berserakan membuat jalanan Ibu Kota berantakan. Para pedagang yang berjualan di Monas, misalnya, ternyata tak membawa kantong sampah untuk membuang sisa-sisa makanan dan minuman. "Jika kondisinya berantakan, siapa lagi yang mau datang?" ucap Ahok.
Adapun soal anggaran Jakarnaval sebesar Rp 8 miliar, Ahok memastikan Dinas Pariwisata DKI siap diaudit. Dinas sudah mempersiapkan kuitansi dan bukti administrasi lain untuk menunjukkan total pengeluaran.
Ahok beranggapan bahwa dana tersebut dianggap wajar untuk pagelaran pawai budaya tersebut. "Dibandingkan dengan Jakarta Fashion Food Fest yang diadakan oleh swasta, pawai ini lebih murah," tutur Ahok.
Hal lain yang menjadi catatan evaluasi adalah waktu penyelenggaraan pawai. Banyak undangan VIP protes karena pawai dimulai saat matahari masih terik, sehingga mereka yang harus duduk selama 2,5 jam harus “dijemur”. Jadi Ahok akan mengevaluasi kembali waktu yang paling tepat untuk menyelenggarakan Jakarnaval agar menyenangkan semua pihak.
"Saya mau semua kalangan terhibur dalam acara pawai budaya seperti ini," katanya.
YOLANDA RYAN ARMINDYA