TEMPO.CO, Jakarta - Xavi membawa karier cemerlangnya bersama Barcelona ke akhir yang pas nan emosional. Xavi mengangkat tinggi-tinggi Piala Eropa menyusul kemenangan 3-1 Barcelona atas Juventus dalam final Liga Champions, Minggu dinihari, 7 Juni 2015.
Xavi dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik sepanjang masa. Sebulan lalu, Xavi menyatakan akan hengkang setelah lebih dari dua dekade bersama klub yang menaunginya sejak berumur 11 tahun tersebut. Klub ini membuatnya memenangi 25 trofi, termasuk empat juara Liga Champions dan delapan juara La Liga.
Xavi mendapatkan sambutan hangat dari penggemar Barca yang berkerumun di salah satu sisi Stadion Olimpiade Berlin ketika menggantikan Andres Iniesta pada menit ke-78. Ini adalah penampilan ke-767 dan menjadi penampilan terakhir Xavi bersama Barca sebelum bergabung dengan klub Qatar, Al Sadd.
Mengenakan ban kapten untuk terakhir kalinya, pemain 35 tahun itu menciptakan rekor 151 kali tampil pada kompetisi klub elite Eropa. Penampilan ini satu kali lebih banyak ketimbang penjaga gawang Real Madrid yang juga sahabatnya, Iker Casillas.
"Bahkan, tidak dalam impian paling baik pun, saya bisa sebegitu bahagia. Tak bisa terlukiskan dengan kata-kata, saya tak bisa lagi meminta. Pergi dengan cara ini adalah sempurna," kata Xavi kepada stasiun televisi Spanyol. "Sudah ada perasaan nostalgia. Mengetahui bahwa Anda tak akan lagi bermain untuk tim ini adalah berat."
Xavi, yang berencana menjadi pelatih ketika gantung sepatu, adalah dinamo tanpa lelah di jantung permainan timnas Spanyol. Xavi mengantarkan Spanyol mengakhiri paceklik gelar selama 44 tahun dengan menjuarai Euro 2008. Dia juga memimpin La Roja menjuarai Piala Dunia untuk pertama kalinya pada 2010 dan Piala Eropa dua tahun kemudian.
Xavi hampir saja meninggalkan Barca ketika mereka gagal mengangkat trofi kejuaraan besar musim lalu dan memutuskan pensiun dari timnas menyusul tersingkirnya Spanyol dari babak pertama putaran final Piala Dunia 2014.
Bersama dengan rekan-rekan satu timnya, Iniesta, Lionel Messi, dan Gerard Pique, Xavi menyamai rekor mantan gelandang Belanda, Clarence Seedorf, empat kali mengantarkan timnya menjadi juara Liga Champions.
ANTARA