TEMPO.CO, Bogor - Direktur Sirkuit Sentul Ananda Mikola mengatakan tidak ada unsur kesengajaan dalam kecelakaan yang menimpa pembalap Astra Honda Racing, M. Fadli Imammudin, dalam balapan kedua kelas Supersport 600 cc. Fadli ditabrak pembalap asal Thailand, Ratthapong Wilairot, saat merayakan kemenangannya.
"Memang saat Fadli merayakan kemenangannya tiba-tiba tertabrak oleh Ratthapong," katanya saat ditemui di Rumah Sakit Petramedika Sentul City, Kabupaten Bogor, Senin, 8 Juni 2015. "Kecelakaan itu risiko dan konsekuensi bagi semua pembalap," ujarnya.
Kecelakaan mengerikan terjadi pada Minggu, 7 Juni 2015. Saat itu, Fadli, 30 tahun, tengah berselebrasi dengan menyapa penggemarnya setelah memenangi balapan. Fadli, yang menurunkan kecepatan dan kakinya dalam posisi terbuka, dihantam dengan keras oleh Ratthapong, yang tak melihat selebrasi Fadli. Akibatnya, Fadli menderita luka parah di kaki kirinya, sementara Ratthapong mengalami koma.
Ananda menyatakan prihatin atas kejadian yang menimpa Fadli lantaran ia merupakan pembalap yang memiliki keterampilan berkendara yang sangat bagus. "Untuk saat ini Fadli merupakan pembalap yang memiliki talenta dan skill yang bagus di Indonesia," ucapnya.
Ia berharap Fadli bisa pulih dan kembali membalap. "Namun kejadian kecelakaan ini tidak berpengaruh terhadap rencana ihwal MotoGP tahun 2017 yang akan digelar di Sirkuit Sentul ini," ucapnya.
Ananda membantah jika dalam kecelakaan itu disebut ada kelalaian dari pihak pelaksana balapan dan Sikuit Sentul. "Banyak yang beranggapan saat kecelakaan panitia tidak mengibarkan bendera kuning. Saat itu Fadli sudah finis, dan yang harus dikibarkan memang bendera kotak-kotak," ujarnya.
Dia berharap paramedis memberikan penanganan yang terbaik dalam perawatan para pembalap yang mengalami kecelakaan di arena balap Sirkuit Sentul itu. "Kami berharap semua mendapatkan penanganan yang terbaik," katanya.
M. SIDIK PERMANA