TEMPO.CO, New York - Sebuah laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan para gadis yang diculik Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) dijual di pasar budak seharga sebungkus rokok.
Zainab Bangura, utusan PBB untuk kekerasan seksual, yang mengunjungi Irak dan Suriah, pada April lalu, mengungkapkan hal tersebut.
Bangura menyatakan penculikan para gadis itu telah menjadi bagian penting dari strategi ISIS untuk merekrut pejuang asing yang datang ke Irak dan Suriah yang terus meningkat selama 18 bulan terakhir.
Utusan PBB tersebut mengaku ia telah berbicara dengan perempuan dan anak perempuan yang telah melarikan diri dari penangkaran di daerah yang dikendalikan ISIS. Bangura juga bertemu dengan para pemimpin agama dan politik lokal dan mengunjungi para pengungsi di Turki, Libanon, dan Yordania.
"ISIS menculik anak gadis ketika mereka menaklukkan sebuah daerah. Saya tidak ingin menyebutnya pasokan segar, tapi mereka memiliki anak perempuan baru," kata Bangura seperti yang dilansir Daily Mail pada Selasa, 9 Juni 2015.
"Gadis yang dijual dihargai sedikitnya seperti harga sebungkus rokok," katanya.
Bangura menggambarkan siksaan yang kejam terhadap beberapa gadis remaja. Ia menyebutkan banyak dari mereka yang berasal dari minoritas Yazidi yang menjadi sasaran ISIS.
"Beberapa diambil, lalu dikurung di kamar. Ada lebih dari 100 remaja yang ditempatkan di sebuah rumah kecil. Mereka ditelanjangi dan dimandikan. Lalu, kemudian disuruh berdiri di depan sekelompok orang yang memutuskan mana yang layak,” ujar Bangura.
Bangura menyampaikan hal ini saat ia melakukan tur ke sejumlah ibu kota Eropa untuk membahas nasib perempuan dan anak perempuan di bawah cengkeraman ISIS dan berharap agar Dewan Keamanan PBB segera membahas apa yang bisa dilakukan.
Sebuah tim teknis PBB dilaporkan telah dibentuk dan siap diterbangkan ke wilayah tersebut untuk bekerja membantu korban kekerasan seksual ISIS.
DAILY MAIL | YON DEMA