TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hadir dan menyaksikan jumpa pers hasil penangkapan polisi Sidoarjo, yang di antaranya menghadirkan dua tersangka yang terlibat dalam kasus kepemilikan 13 kilogram sabu, Rabu, 10 Juni 2015. Ketiga tersangka telah ditahan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Seusai jumpa pers itu, Wali Kota Risma langsung menghampiri dua tersangka perempuan berinisial I dan S. S telah ditahan terlebih dulu di LP Medaeng, Sidoarjo, dalam kasus narkoba.
Wali Kota Risma menghampiri S sambil memegang tangannya, lalu menanyakan alasan menjadi pengedar narkoba. Risma juga menanyakan kemungkinan narkoba itu menjerat anak-anaknya. “Jika kena anak kamu bagaimana?” ujar Risma kepada S yang diborgol dan mengenakan pakaian tahanan serta penutup muka.
Mendengar perkataan Risma itu, S hanya bisa terdiam. Tak lama kemudian dia menangis sambil sesenggukan, kian lama tangisan S kian keras. Risma tak melanjutkan nasihatnya. “Saya tadi hanya tanya kalau kena anak kami bagaimana, eh malah dia menangis,” kata Risma kepada wartawan seusai jumpa pers.
Risma menuturkan, tak sedikit jumlah anak-anak Surabaya yang terlibat kasus narkoba karena dia tidak tahu bahaya dan dampaknya, sehingga anak itu gampang disuruh-suruh oleh orang yang tak dikenal untuk mengedarkan narkoba itu. “Makanya kemarin saya meluncurkan kurikulum antinarkoba, supaya dapat mencegahnya,” kata dia.
Sementara itu, seusai jumpa pers, S terlihat stres, sambil memegangi perutnya ia berseru kesakitan. Polisi segera membawa masuk ke dalam ruangan. (Baca juga: Polisi Sidoarjo Jadi Pengedar Sabu Senilai Rp 26 Miliar)
MOHAMMAD SYARRAFAH