TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan praktek menyorongkan kerabat sendiri ke instansi pemerintah tak selalu buruk. Menurut dia, kebiasaan tersebut tak bisa dihindari.
"Kalau menitip yang baik, masa salah?" ujar Kalla pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional di Grand Hotel Sahid, Rabu, 10 Juni 2015.
Menurut dia calon pegawai yang baik bisa didapatkan dengan membuka lowongan kerja. Tapi, Kalla melanjutkan, biasanya orang baik jarang melamar sebuah posisi karena takut berbuat salah dan gagal. Karenanya, instansi pemerintah bisa saja mencari orang baik dan hebat untuk menempati suatu jabatan.
"Karena itu CEO itu dicari, enggak ada yang melamar. Yang terbaik dilamar," kata dia.
Menurut Kalla, pegawai negeri berperan penting dalam sebuah negara. Musababnya, para pegawai negeri—menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara berjumlah 4,5 jutaan orang—menggerakkan langsung jalannya pemerintahan. Adapun pemimpin negeri, terdiri atas presiden, menteri, gubernur, bupati, wali kota, dan wakilnya yang selama ini dianggap sebagai pengendali kinerja pemerintah hanya berjumlah 1.192 orang.
Kalla percaya dengan sistem rekrutmen pegawai negeri sipil yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, rekrutmen terbuka seperti itu akan melecut persaingan untuk kebaikan. Artinya, kata dia, siapa yang terbaik harapannya menjadi pemimpin, bukan karena koneksi.
TIKA PRIMANDARI