TEMPO.CO, Bandung - Ratusan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar Darul Hikam Bandung menggelar aksi simpatik, Kamis, 11 Juni 2015. Aksi dilaksanakan terkait kasus pembunuhan yang menimpa Angeline, gadis cilik berusia 8 tahun yang dinyatakan hilang beberapa pekan lalu dan ditemukan pada 10 Juni 2015 dalam keadaan tak bernyawa di halaman belakang rumahnya di Bali.
"Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa yang menimpa Angeline, agar tidak terulang lagi kepada anak-anak di Indonesia. Kami juga mengajak para orang tua agar lebih peka terhadap masalah ini" ujar Wawat Widiarty, Kepala Sekolah Dasar Darul Hikam Bandung, Kamis, 11 Juni 2015.
Aksi simpatik dimulai pada pukul 09.00 dengan kegiatan membuat poster kelompok bertema anti-kekerasan pada anak. Salah seorang siswa SMP yang ikut dalam kegiatan menyampaikan keprihatinannya dan mengimbau para orang tua agar mampu menjaga serta melindungi anak-anaknya. Para orang tua juga disarankan tidak mudah memberi kepercayaan pada orang lain sekalipun kerabat dekat.
"Turut prihatin. Kasihan juga padahal anaknya cantik. Penginnya setop kekerasan anak di Indonesia," ujar Salma, 11 tahun, salah satu siswi SMP Darul Hikam, Kamis.
Bukan hanya kegiatan membuat poster berisi imbauan anti kekerasan yang dikerjakan oleh siswa SMP. Mereka juga melakukan permainan dengan tujuan menyampaikan rasa simpatik terhadap kasus yang menimpa Angeline. Permainan sederhana tersebut dimainkan dengan cara menutup mata dan menggendong salah satu kawan mereka. Hal tersebut sebagai bentuk keprihatinan dan sama rasa yang dialami oleh anak-anak di Indonesia yang mengalami tindak kekerasan
"Games ini bertujuan untuk memberi stimulus atau kepekaan dari masalah-masalah sosial yang sedang banyak terjadi. Jadi adanya tutup mata ini bisa dibilang sebagai bentuk sama rasa dari peristiwa yang menimpa Angelina," ucap Lukman Amin, PKS kesiswaan SMP Darul Hikam, Kamis, 11 Juni 2015
Kegiatan berakhir dengan pernyataan Safira, dari perwakilan murid sekolah dasar, yang berisi imbauan anti kekerasan. Setelah itu, Kepala SD Darul Hikam Wawat Widiarty memimpin doa bersama yang ditujukan untuk seluruh anak di dunia agar terlindung dari kekerasan yang membayang-bayangi kehidupan mereka.
DWI RENJANI