TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa federal Jerman, Jumat 12 Juni 2015, mengatakan bahwa ia telah menghentikan penyelidikan formal atas dugaan penyadapan pada salah satu ponsel Kanselir Angela Merkel oleh badan intelijen Amerika Serikat, karena kurangnya bukti nyata.
Kasus dugaan penyadapan ini muncul dalam laporan berita media Jerman pada bulan Oktober 2013 yang menyatakan bahwa badan intelijen sinyal AS, National Security Agency (NSA) telah menyadap salah satu telepon seluler pribadi Merkel.
Pengungkapan soal penyadapan terhadap Merkel ini memicu kemarahan warga. Sebab, sebelumnya mereka sudah marah atas laporan pengumpulan data telekomunikasi secara meluas oleh intelijen Amerika Serikat dan Inggris.
Setelah mendapat tekanan dari parlemen dan media berita, jaksa federal, Harald Range, membuka penyelidikan formal atas tuduhan itu, Juni lalu. Penyelidikan itu sebagian besar didasarkan pada dokumen majalah mingguan Jerman Der Spiegel yang menunjukkan bahwa AS telah mendengarkan komunikasi Merkel mungkin sejak tahun 2002.
Tapi Range mengatakan bahwa penyidik belum dapat membuktikan bahwa dokumen itu merupakan "perintah penyadapan otentik dari NSA, atau badan intelijen lain AS," atau bahwa itu secara konkret menunjukkan telepon kanselir telah disadap.
"Itu mungkin untuk menentukan bahwa nomor telepon yang tercantum dalam daftar digunakan oleh Kanselir," kata Range. "Data dalam dokumen (Der Spiegel) itu tetap terbuka untuk berbagai penafsiran."
Dugaan penyadapan oleh NSA dan badan-badan intelijen lainnya tetap menjadi sumber konflik dalam hubungan negara trans-Atlantik ini, meskipun ada jaminan dari Gedung Putih bahwa Merkel tidak sedang dimata-matai dan tidak akan menjadi subyek pengintaian di masa depan.
"Pernyataan kabur dari para pejabat AS soal pengintaian intelijen atas ponsel kanselir - seperti kata 'tidak lagi' - adalah tidak cukup untuk sebagai bukti," kata jaksa, yang mencatat bahwa kata-kata itu oleh publik dianggap sebagai pernyataan bersalah oleh Washington.
Upaya untuk mendapatkan dokumen asli atau rincian lebih lanjut dari Amerika Serikat juga tidak berhasil, kata Range, membuat penyelidik Jerman mengandalkan sebagian besar pada kesaksian dari badan intelijen mereka sendiri.
Range lebih lanjut menyatakan bahwa dokumen yang dirilis oleh Edward J. Snowden, mantan NSA kontraktor yang membocorkan prakik pengintaian itu, "tidak mengandung bukti konkret adanya pengintaian terhadap telepon selular yang digunakan oleh Kanselir."
Meskipun nama Merkel tampaknya telah dicari lebih dari 300 kali melalui program yang disebut Nymrod, tidak ada bukti bahwa data yang dikumpulkan berasal dari salah satu ponselnya, kata Range.
Penyidik terus memantau dan memeriksa apakah badan-badan intelijen Amerika dan Inggris menguping pada data telekomunikasi dari warga Jerman, kata jaksa.
NEW YORK TIMES | ABDUL MANAN