TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, menyebutkan alasannya hadir pada Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie yang digelar di Shangri-La Hotel, Jakarta, Jumat malam, 12 Juni 2015. "Ini bentuk silaturahmi biasa menuju islah," kata Priyo saat dihubungi, Sabtu, 13 Juni 2015.
Priyo mengatakan bahwa kehadirannya pada acara itu bukan sebagai Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Laksono, tapi sebagai Ketua DPP hasil Musyawarah Nasional Riau. Priyo ingin menghormati hasil Munas Riau yang menyatakan Ical sebagai pemimpin Golkar kala itu.
Priyo mendadak hadir dalam acara itu tanpa memberi tahu Agung Laksono atau anggota kubu Musyawarah Nasional Ancol yang lain. Namun Priyo yakin alasan kehadirannya pada acara kubu Musyawarah Nasional Bali itu bisa dimengerti kawan-kawannya. "Ini langkah positif kami menuju islah. Jadi jangan disalahartikan," ujar Priyo.
Kehadirannya, kata Priyo, akan mendorong kedua belah pihak menyukseskan islah antara Golkar kubu Ical dan Golkar kubu Agung Laksono. Priyo mengira Ical pun menginginkan agar kedua kubu bisa mencapai islah dan menyelamatkan partai. "Saya tangkap ada kesamaan niat kedua kubu mencapai islah agar Golkar bisa ikut pilkada," tutur Priyo.
Menurut Priyo, akan sangat fatal akibatnya bila partai berlambang beringin ini tidak bisa mengikuti pemilihan kepala daerah. Bila Golkar tidak bisa ikut pilkada serentak, Priyo yakin anggota DPD akan marah dan akan ada konflik sosial. "Yang nanti disalahkan, kan, kami Dewan Pimpinan Pusat juga," ucapnya.
Pada acara itu, Priyo mengatakan hanya berbicara dengan Ical selama 15-20 menit. Tujuan untuk mencapai islah kedua kubu menjadi topik pembicaraan mereka.
MITRA TARIGAN