TEMPO.CO , Jakarta: Membangunkan sahur di Kecamatan Tambora saat Ramadan nanti tak bisa sembarangan. Ada sejumlah aturan yang telah disepakati bersama antara pengurus wilayah yaitu Ketua RT, RW, Lurah dan LMK serta tokoh agama setempat.
"Membangunkan sahur baru boleh jam tiga, kalau ada yang jam dua sudah mulai bangunkan sahur akan ditegur," kata Camat Tambora Mursidin kepada Tempo, Jumat 12 Juni 2015.
Ia juga menuturkan dalam membangunkan sahur tidak boleh membuat kegaduhan yang justru berpotensi terjadinya gesekan dalam masyarakat.
Selain itu, kata dia, di titik-titik di mana terdapat keluarga atau warga non muslim, warga dilarang membunyikan alat-alat untuk membangunkan sahur dengan keras. Dia telah memetakan di setiap RT di mana saja titik-titiknya.
Selain tetap menjaga kekhusukan Ramadan, ia ingin semangat toleransi tetap dijaga. "Bagi warga non muslim kalau sangat gaduh kan malah mengganggu istirahat mereka," kata dia.
Mursidin berharap aturan ini dapat dipahami oleh masyarakat sebagai salah satu cara untuk mewujudkan toleransi dan menjaga keharmonisan di Tambora.
Ia menyerahkan pelaksanaannya di lapangan kepada masing-masing pengurus RT. "Sebab mereka yang paling tahu bagaimana kondisi masyarakat," kata Mursidin. Ia juga mengatakan ke depan masing-masing RT hanya membangunkan warga yang berada di lingkup RT-nya saja.
DINI PRAMITA