TEMPO.CO, Tangerang - Setelah berkukuh akan menggelar pemilihan kepala desa sendiri, akhirnya Panitia Pemilihan Kepala Desa Cijeruk, Kecamatan Mekarbaru, Kabupaten Tangerang, membatalkan pilkades berpenduduk 4.300 jiwa tersebut. "Kami mengikuti aturan dan undang-undang saja," ujar Ketua Pilkades Cijeruk, Masud, kepada Tempo, Ahad, 14 Juni 2015.
Menurut Masud, pihak desa menyerahkan sepenuhnya persoalan pilkades kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang. "Mau digelar habis lebaran, enam bulan lagi, dua tahun lagi, silahkan," kata Masud dengan nada kesal.
Baca Juga:
Yang pasti, kata dia, keputusan Pemerintah Kabupaten Tangerang membatalkan pilkades Cijeruk adalah sebuah kesalahan. Sebelumnya, Masud berkukuh akan menggelar Pilkades Cijeruk meski tampak ijin Pemerintah Kabupaten Tangerang. Bahkan, ia telah menyiapkan dana Rp 1 Milyar dari koceknya sendiri untuk membiayai pilkades Cijeruk yang diikuti dua calon kades.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintahan Desa Kabupaten Tangerang, Banteng Indarto, membenarkan pilkades Cijeruk batal digelar. "Hasil kesepakatan kami Sabtu kemarin, tidak ada pilkades di Cijeruk," katanya.
Menurut Banteng, masyarakat Cijeruk faham dan tahu aturan, sehingga tidak mau gegabah melakukan kegiatan yang hasilnya akan sia-sia. "Siapa yang mau mengakui dan melantik?" kata Banteng.
Terkait dengan proses proses pencoblosan Pemilihan Kepala Desa di 77 desa yang dilakukan serentak Minggu 14 Juni 2015, Banteng mengklaim semua berjalan aman dan lancar. "Tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan sebelumnya," ujarnya.
Banteng mengatakan, sejak pagi hingga sore ini, tahapan pilkades serentak berjalan sesuai rencana. Menurut dia, 77 desa yang melaksanakan pilkades berjalan tertib. "Antusiasme pemilih juga bagus," katanya.
Pilkades serentak ini dikawal oleh 2.500 personel gabungan. "Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar langsung memantau jalannya pilkades," kata dia.
Menurut dia, kerawanan justru pada proses perhitungan suara dan setelah penghitungan suara. "Untuk itu kami selalu waspada dan melakukan hal-hal persuasif," katanya.
JONIANSYAH