TEMPO.CO , Jakarta: Stasiun Besar Kereta Api Palmerah, Jakarta Barat didesain menjadi percontohan stasiun modern yang ada di wilayah Jakarta. Wakil Kepala Stasiun Palmerah, Mardirianto mengatakan renovasi total yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI), dimaksudkan untuk membuat model stasiun yang mampu memanjakan penumpang yang datang dari seluruh stasiun di Jakarta. “Memang nanti semuanya bakal seperti Stasiun Palmerah,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 13 Juni 2015.
Mardi menambahkan, perbaikan menyeluruh stasiun dengan melengkapi fasilitas tangga berjalan eskalator dan lift diharapkan mampu menarik lebih banyak warga menggunakan jasa kereta, sehingga keluhan macet yang selama ini disampaikan warga teratasi. “Memang saat ini karena masih baru belum banyak (penumpang), namun melihat fasilitas yang ditawarkan saya yakin masyarakat tertarik,” ungkapnya.
Dengan adanya perbaikan itu, diharapkan masyarakat lebih banyak menggunakan kereta dan meninggalkan kendaraan pribadinya. Saat ini rata-rata per hari jumlah penumpang stasiun baru mencapai 14 orang.
Dengan semakin baiknya fasilitas diharapkan, target penumpang bisa mencapai 50 ribu per hari. "Minimal seperti stasiun Sudirman atau kalau bisa seperti Tanah Abang," kata dia optimis.
Supriatin, 55 tahun, salah seorang penumpang kereta mengaku terbantu dengan penambahan fasilitas lift dan eskalator tersebut. Namun ia menyayangkan perpindahan tempat pembelian tiket kereta di lantai dua masih minim informasi. “Banyak masyarakat yang bertanya di mana loketnya, harusnya lebih banyak lagi spanduk atau ada petugas khusus yang memberi tanda loket di lantai dua,” ungkapnya.
Pengajar di sebuah sekolah negeri di Jakarta itu menyatakan, selama ini orang tua dan penumpang berkebutuhan khusus kerap kesulitan saat memasuki stasiun. Namun dengan fasilitas baru itu, bisa lebih mudah dibantu. “Tinggal pengaturan petugasnya saja bagaimana untuk memprioritaskan mereka,” ujarnya.
Saat ini, stasiun yang berdiri dekat pasar Palmerah tersebut telah berubah total. Bangunan stasiun tempat pembelian tiket yang awalnya kumuh dipugar menjadi dua lantai dengan kondisi ruang tunggu yang lebih besar dan bersih. Tak ketinggalan dua lift pengangkut dan dua eskalator siap hilir mudik mengangkut penumpang dari lantai satu untuk membeli tiket dan keluar stasiun.
Bahkan 13 pintu masuk pengecekan tiket diharapkan mampu mengurai antrian panjang penumpang saat jam sibuk keberangkatan tiba. “Kami pun terus berupaya untuk menambah area parkir motor stasiun agar lebih banyak menampung kendaraan,” kata Mardi.
Rencananya stasiun baru tersebut dibuka secara resmi oleh Menteri Perhubungan Ignatius Jonan 12 Juni lalu. Namun karena masih ada perbaikan di beberapa titik akhirnya peresmian ditunda. "Kami belum mendapatkan update terkini kapan akan diresmkin pak Menteri," kata dia.
JAYADI SUPRIADIN