TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menilai kinerja ekspor impor sepanjang Januari-Mei tidak sepenuhnya baik meskipun surplus selama lima bulan berturut-turut.
BPS mencatat surplus Januari-Mei 2015 mencapai US$3,75 miliar, berkebalikan dari periode sama tahun lalu yang defisit US$860 juta. Namun, Kepala BPS Suryamin menilai surplus itu belum tentu menggerakkan sektor riil.
Surplus Januari-Mei terbentuk karena impor yang turun 17,9% (year on year) menjadi US$61 miliar di tengah kontraksi ekspor 11,8% (yoy) menjadi US$64,7 miliar. Padahal, industri di Tanah Air masih bergantung pada impor bahan baku dan barang modal.
"Impor itu kan bisa menggerakkan sektor lain kalau diproses. Ini (penurunan impor) perlu perhatian khusus," ujar Suryamin, Senin, 15 Juni 2015.
BISNIS