Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Hari Kamis

Din Syamsudin bersama sejumlah delegasi mengikuti Asian Conference of Religions For Peace di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 3 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Din Syamsudin bersama sejumlah delegasi mengikuti Asian Conference of Religions For Peace di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 3 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin memastikan awal Ramadan jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015. Din mengatakan kalkulasi awal Ramadan ditetapkan berdasarkan ilmu falaq.

"Penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal itu sudah bisa diprediksi hingga 100 tahun yang akan datang," kata Din, di Istana Negara, Selasa, 16 Juni 2015. "Sudah bisa diprediksi karena menggunakan ilmu falaq yang berbasis astronomi fisika dan matematika yang kami yakini hasilnya itu hampir dapat disebut pasti." (Baca juga: Ini 33 Lokasi Pengamatan Hilal Ramadan)

Din optimistis dalam sidang isbat nanti semua pihak setuju dengan penghitungan Muhammadiyah dan menetapkan 1 Ramadan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2015 serta 1 Syawal jatuh pada 17 Juli 2015.

LIHAT: JADWAL SHOLAT RAMADAN 2015

"Perjalanan matahari, bulan, dan bumi itu menurut perintah Al-Quran bisa diobservasi untuk menentukan tanggal pasti," ujarnya. "Karena peredaran bulan mengelilingi matahari itu tak persis 30 hari, tapi 29 hari lebih, maka bulan Islam itu tidak selalu 30 hari."

Muhammadiyah, kata dia, sudah memutuskan sejak lama bahwa malam ini merupakan malam ijtima atau konjungsi. Artinya, matahari berada pada garis lurus dengan bulan dan bumi. "Berarti malam ini belum bisa dianggap malam pertama Ramadan. Muhammadiyah tetapkan besok malam sebagai malam pertama Ramadan," ujarnya. (Baca juga: Sidang Isbat, Begini Penentuan Awal Puasa)

Namun, kata dia, karena malam ini waktu matahari terbenam jatuh pukul 17.48, pada menit ke 46 detik sore hari ini belum terjadi konjungsi. "Maka tidak akan ada yang bisa melihat bulan. Jadi pemerintah akan perpanjang Syaban sampai besok malam. Insya Allah sama-lah penetapannya. Masih akan ditentukan oleh rapat isbat."

REZA ADITYA