TEMPO.CO, Jakarta - Hasna Pradityas perwakilan dari Smoke Free Agents mengatakan bersama dengan Lentera Anak Indonesia (LAI), Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) pihaknya menemukan banyaknya serbuan iklan rokok di sekitar lingkungan sekolah. Temuan ini, menurut Hasna, menunjukkan bahwa iklan rokok merajalela di sekitar sekolah.
“Berbagai bukti foto menunjukkan tempat iklan dan promosi rokok berlokasi terlalu dekat dengan lingkungan sekolah anak,” kata Hasna Pradityas perwakilan dari Smoke Free Agents melalui rilisnya kepada media, Selasa, 16 Juni 2015.
Hasna mengatakan iklan dan promosi rokok di lingkungan sekolah tersebut dilakukan industri rokok. Ia menduga tindakan pemasangan iklan di sekitar sekolah dilatarbelakangi oleh kebutuhan industri rokok untuk mendapatkan perokok baru sebagai perokok pengganti.
“Secara berkala industri kehilangan pelanggan setianya, karena perokok memutuskan berhenti ataupun karena meninggal akibat rokok. Karena itu industri rokok membangun strategi kampanye memasarkan produk pada kelompok masyarakat tertentu seperti anak dan perempuan,” Hasna menuturkan.
Kampanye pemasaran produk seperti ini diduga menargetkan perempuan dan anak-anak menjadi perokok baru jangka panjang. Ia melaporkan berbagai studi telah membuktikan bahwa paparan terhadap iklan dan promosi rokok sejak usia muda akan meningkatkan persepsi positif tentang rokok. Juga menguatkan keinginan untuk mencoba merokok, bahkan mendorong perokok muda untuk tetap merokok dan melemahkan upaya berhenti merokok sehingga kembali menjadi perokok kambuhan.
Hasna menambahkan, pemantauan lembaganya industri rokok memang secara intensif menempatkan produk mereka di dekat sekolah. Ia juga meyakini tindakan pemasangan iklan dan promosi rokok tidak hanya terjadi di lima kota saja, namun bisa ditemukan di seluruh kota di Indonesia.
Anggota tim monitoring, peneliti dan dosen di Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Hendriyani, mengatakan hasil pemantauan ini membuktikan bahwa industri rokok secara agresif menempatkan iklan rokok di tempat yang dilewati anak-anak sekolah setiap harinya. Bahkan di tempat berkumpul anak-anak bersama teman sebayanya.
Psikolog dan praktisi Hipnoterapi, Liza Marielly Dijaprie berpendapat, temuan ini memperlihatkan bagaimana industri rokok melakukan propaganda melalui iklan dan promosi. “Tanpa disadari, anak dan remaja memasukkas kesan serta persepsi bahwa rokok merupakan hal keren dan gaul dalam alam bawah sadar mereka. Ini persepsi yang tidak tepat,” ujarnya.
MAYA NAWANGWULAN