TEMPO.CO , Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat sedikitnya sepuluh kali peristiwa luncuran awan panas yang sesekali menghasilkan kolom abu hingga ribuan meter. “Tadi pagi informasinya abu tipis sudah sampai Medan. Apakah mengganggu penerbangan atau tidak belum tahu,” kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, I Gusti Made Agung Nandaka saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 Juni 2015.
Menurut Made, pada erupsi gunung itu Oktober 2014, abu tipis Gunung Sinabung juga sempat menjangkau Medan. Pada Oktober 2014 itu, otoritas penerbangan sempat menghentikan aktivitas penerbangan setempat. “Kita menginformasikan saja ada letusan, kemudian abunya seberapa, nanti mereka yang punya teknis dan metode untuk memperkirakan sampai sana atau tidak,” katanya. .
Made menambahkan, dua hari terakhir ini arah angin dominan ke timur laut dari arah Gunung Sinabung. Arah kolom asap akibat aktivitas gunung itu dalam dua hari terakhir condong ke arah timur laut. “Sebaran abu tergantung arah angin.”
Menurut Made, aktivitas Gunung Sinabung dalam dua hari terakhir didominasi luncuran awan panas. “Mungkin karena volume kubah lava sudah terlalu banyak di atas sehingga sudah tidak stabil, akibatnya longsor,” katanya. Jarak luncuran awan panas terjauh dalam dua hari terakhir ini dilaporkan hingga 3 kilometer dari puncak Sinabung.
Berbeda dengan peristiwa sebelumnya, aktivitas luncuran awan panas Gunung Sinabung dalam dua hari terakhir dominan ke sektor tenggara-timur. Sebelumnya dominan ke arah selatan kawah gunung itu. Awal pekan ini, PVMBG sudah merekomendasikan pada pemerintah daerah setempat untuk mengevakuasi Desa Kutatengah yang berada sektor tersebut mengantisipasi luncuran awan panas.
Made berkata, lembaganya merekomendasikan mengevakuasi warga satu desa itu untuk mengantisipasi potensi bahaya akibat luncuran awan panas yang dominan mengarah ke sektor tenggara-timur. “Setelah adanya ancaman ini, desa di arah tenggara-timur itu kita rekomendasikan untuk di evakuasi sementara.”
Made mengatakan, kendati terjadi guguran kubah lava, pembentukan kubah lava masih terus terjadi. Perkiraan terakhir, volume kubah lava di puncak Gunung Sinabung sudah menembus 3,2 juta meter kubik. “Masih terus tumbuh, masih terjadi intrusi, masih ada lava baru,” katanya.
Menurut Made, penumpukan kubah lava terbanyak terjadi di sisi selatan puncak Sinabung yang ditasir menembus 2,2 juta meter kubik. Kendati lebih banyak, perkembangan kubah lava ke arah sisi selatan terhitung lambat. “Walaupun pertumbuhan ke selatan tidak banyak, volume yang besar itu tetap kita waspadai karena arah luncurannya bisa mencapai 6-7 kilometer ke arah selatan-tenggara,” kata dia.
Made mengatakan, hingga saat ini PVMBG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Sinabung di level IV atau Awas sejak dinaikkan tanggal 2 Juni 2015 lalu. “Tingkat aktivitasnya, potensinya masih tinggi. Sekarang saja sudah beberapa kali terjadi awan panas. Belum ada penurunan aktivitas vulkanik, potensi ancamannya masih tinggi,” kata dia.
PVMBG mencatat sedikitnya terjadi sepuluh kali guguran lava yang disertai luncuran awan panas di Gunung Sinabung sejak 15 Juni 2015 jelang tengah malam. Pada hari itu misalnya terpantau guguran lava pijar dua kali pukul 23.37 WIB dan 23.50 WIB, lalu awan panas terpantau pada 16 Juni 2015 pukul 07.30 WIB sejauh 2,5 kilometer menuju sektor tenggara-timur disertai tinggi kolom abu mencapai 700 meter.
Sejak itu sembilan kali luncuran awan panas dengan jangkauan bervariasi antara 2 kilometer hingga 3 kilometer dari kawah gunung itu. Pada Rabu, 17 Juni 2015 misalnya, masih terjadi luncuran awan panas pukul 06.50 WIB dengan jarak mencapai 3 kilometer ke sektor tenggara-timur disertai kolom asap setinggi 500 meter. Selang satu jam kemudian, pukul 08.11 WIB terjadi kembali luncuran awan panas sejauh 2 kilometer ke arah selatan disertai kolom abu 300 meter.
Situs Indonesia Aviation and Aerospace Watch (iaaw.co.id) menginformasikan abu yang bersumber dari erupsi Gunung Sinabung sampai di Bandara Kualanamu. Kendati demikian, aktivitas penerbangan masih berlangsung normal.
AHMAD FIKRI