Ramadan, Peredaran Uang Palsu Diprediksi Meningkat

Editor

Agung Sedayu

Ilustrasi pungli. ANTARA/Agus Bebeng
Ilustrasi pungli. ANTARA/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Tegal – Peredaran uang palsu diprediksi meningkat selama Ramadan. Sebab, kebutuhan masyarakat terhadap uang pecahan melonjak drastis untuk menyambut Lebaran. “Kami mengimbau masyarakat agar menukarkan uang sendiri di bank. Jangan menggunakan jasa perantara atau calo,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Bandoe Widiarto pada Kamis, 18 Juni 2015.

Sejak Januari sampai Mei 2015, BI Tegal mencatat penemuan uang palsu di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan mencapai 1.513 lembar. Dari jumlah itu, 829 lembar di antaranya merupakan pecahan Rp 50 ribu. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peredaran uang palsu tahun ini cenderung meningkat.

Pada 2013, uang palsu yang ditemukan di eks-Karesidenan Pekalongan mencapai 3.034 lembar. Pada 2014, jumlahnya meningkat hingga 3.241 lembar. Sedangkan pada 2015, baru selama lima bulan, jumlah uang palsu yang ditemukan sudah hampir mencapai 50 persen dari temuan pada 2014.

Bandoe mengatakan banyak warga yang tidak sadar telah menerima uang palsu. Sebagian besar baru tahu saat menyetorkan uang tunai ke bank. "Sebab, bentuk fisik uang palsu saat ini semakin menyerupai uang asli sehingga sulit dibedakan," ujarnya.

Guna meminimalkan peredaran uang palsu, sejumlah petugas dari BI Tegal yang ahli pada bidang uang palsu terus memberikan pelatihan kepada kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. “Kami juga memiliki alat khusus untuk mendeteksi uang palsu,” tutur Bandoe.

Analis Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan BI Tegal, Tulus, mengatakan uang palsu dideteksi dengan dilihat, diraba, dan diterawang (3D). “Uang palsu juga bisa dilihat dari OVI-nya (optic variable ink) pada sudut bawah kanan,” ucap Tulus. Menurut Tulus, OVI pada uang asli bisa bersinar dan warnanya berubah-ubah seperti hologram saat terkena cahaya. Sedangkan OVI pada uang palsu warnanya tidak bisa berubah saat terkena cahaya.

Demi mencegah peredaran uang palsu, BI Tegal memperluas pelayanan penukaran uang pecahan dengan menggandeng Bank Jateng, BRI, Mandiri, BCA, BNI, CIMB Niaga, dan Sinarmas di Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Batang. “Tujuh bank itu melayani penukaran uang bagi nasabah dan masyarakat umum,” kata Deputi BI Tegal Gunawan Purboyo. BI Tegal telah menyiapkan Rp 4 triliun untuk kebutuhan uang tunai.

DINDA LEO LISTY