TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi Abdillah mengatakan sejauh ini pihaknya belum menemukan sampah yang berasal dari luar wilayah Bekasi di kota tersebut. "Kalau TPS (tempat pembuangan sampah) liar, masih banyak bermunculan," kata Abdillah, Minggu, 21 Juni 2015.
Abdillah menambahkan, sampah yang ada di tempat sampah liar mayoritas berasal dari rumah tangga. Sejauh ini pihaknya tak menemukan sampah yang dibuang dalam jumlah besar ke tempat pembuangan sampah liar.
Menurut Abdillah, munculnya tempat sampah liar itu disebabkan oleh kurangnya armada pengangkut. Saat ini hanya ada sekitar 162 truk sampah di Bekasi. "Idealnya 250-300 truk."
Akibatnya, kata Abdillah, produksi sampah warga Kota Bekasi yang sebanyak 1.600 ton sehari hanya bisa diangkut sekitar 60 persen. Sisanya masih bertebaran di lingkungan masyarakat. Selain kurangnya truk sampah, lahan Tempat Pembuangan Akhir Sumur Batu di Bantargebang yang kelebihan kapasitas membuat sampah tak tertampung. "Tahun ini kami usulkan penambahan 40 truk sampah," katanya.
Menurut Abdillah, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta dalam mengelola sampah menjadi energi listrik. Tahun ini, akan dibangun dua pembangkit listrik tenaga sampah di TPA Sumur Batu dengan kapasitas satu pembangkit bisa mengolah sampah 380 ton sehari melalui proses pembakaran.
Ia meyakini, jika semua pembangkit sudah dibangun, persoalan sampah di Kota Bekasi akan teratasi. Menurut dia, tak akan ada lagi TPS liar di permukiman dan krisis lahan di TPA Sumur Batu. Lahan di TPA Sumur Batu saat ini mencapai 15 hektare dengan ketinggian sampah sekitar 12 meter.
ADI WARSONO