TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil penelitian Survei Diit Total untuk seluruh Indonesia. Survei itu membandingkan pola konsumsi masyarakat Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara. Hasilnya, pola makan Indonesia termasuk kalah bergizi dibanding negara-negara lain di ASEAN.
Kepala Balitbangkes Tjandra Yoga Aditama menyebutkan beberapa jenis makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. "Nasi, serealia, mi, dan umbi sebagai sumber karbohidrat masih jadi kelompok bahan makanan favorit yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura," kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Senin, 22 Juni 2015.
Walau begitu, konsumsi karbohidrat Indonesia masih jauh lebih rendah dibanding negara lain. Di Indonesia, kelompok makanan ini dikonsumsi sebanyak 280 gram sehari. Jumlah ini ternyata masih lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi masyarakat Thailand atau Filipina, yang mencapai 306 dan 364 gram berturut-turut. Jumlah itu bahkan jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi masyarakat Singapura yang sebesar 1.496 gram.
Selanjutnya, susu dan olahannya juga masih dikonsumsi terbatas di Indonesia. Setiap hari, penduduk Indonesia hanya mengkonsumsi 6,4 gram. "Jumlah ini jauh lebih sedikit atau hanya seperempat dari konsumsi masyarakat Singapura yang mencapai 246 gram per hari," ujar Tjandra.
Konsumsi susu Indonesia juga ketinggalan dibanding Thailand dan Filipina walau rentangnya tak begitu jauh. Thailand mengkonsumsi bahan susu sebanyak 29 gram per hari, sementara Filipina 24 gram setiap hari.
Konsumsi sayuran dan buah penduduk kita, Tjandra melanjutkan, juga sangat rendah, yaitu 91 gram per hari. Jumlah itu hanya sekitar setengah dari konsumsi masyarakat Thailand dan Filipina, bahkan hanya seperlima dari konsumsi masyarakat Singapura yang sebesar 518 gram. "Ini masih jauh dari anjuran konsumsi sayur dan buah, yaitu lima porsi sehari."
Indonesia hanya unggul dalam mengkonsumsi sumber protein seperti kacang-kacangan. Dalam sehari, masyarakat kita memakan sebanyak 56,7 gram kacang dan polong serta produk olahannya. Ini melebihi masyarakat Thailand dan Filipina yang hanya mengonsumsi 8-9 gram per hari. "Kemungkinan konsumsi ini karena kesukaan mengkonsumsi produk olahan polong-polongan seperti tempe dan tahu kedelai," tutur Tjandra.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA