TEMPO.CO , Bandung: Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengatakan, rencana pembangunan kereta cepat Bandung-Jakarta sedang menimbang pilihan teknologi yang bakal diterapkan.
“Informasi terakhir akan ada pembahasan antara teknologi Cina dan Jepang, apakah nanti homogen teknologi Jepang atau Cina, atau mau parsial,” kata Deny di Bandung, Senin, 22 Juni 2015.
Deny mengatakan, teknologi Jepang misalnya mengandalkan terowongan dalam racangannya. Kendati DED (Detail Enggineering Study) belum rampung, studi kelayakan awal penggunaan teknologi kereta cepat Jepang sudah merancang rutenya. “DED belum, tapi alignment (rute) sudah jadi yang Jepang, kalau Cina belum lihat,” kata Deny.
Menurut Deny, pemerintah serius merancang kereta cepat Bandung-Jakarta itu. Pembicaraannya sudah ditangani langsung oleh Kementerian Koordinator Perekonomian. Pemerintah provinsi juga menanggapi serius rencana itu untuk menghubungkan dua metropolitan di wilayahnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pemerintah provinsi menginginkan agar rute kereta api cepat itu tidak hanya menghubungkan Bandung-Jakarta. “Kita mengusulkan supaya langsung Bandung-Cirebon,” kata Ahmad di Bandung, Senin, 22 Juni 2015.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengungkapkan, pihaknya mengusulkan rute kereta api cepat sampai Cirebon itu memanfaatkan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). “Ini kita tidak tahu,” kata Aher. “Kita tunggu saja, belum ada pemberitahuan lagi.”
Menurut Aher, yang paling cepat kemungkinan adalah rencana pembangunan proyek kereta ringan cepat perkotaan (light rail transit atau LRT). Pemerintah provinsi sudah mengirim usulan resmi untuk memperpanjang rutenya ketika rute awalya Jakarta-Bekasi rampung. “Kita meminta sampai Cikarang, sudah kita tulis usulan tertulisnya,” kata dia.
AHMAD FIKRI