Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembunuh Pendeta di Toraja Utara Bakal Dites Kejiwaan

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Ajun Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan Elisa Lapu, 41 tahun, pembunuh pendeta Gereja Segala Bangsa, Ruben Lapu, 60 tahun, dan Kepala Kampung Pong Torra, Magdalena Pare, 55 tahun, bakal dites kejiwaan. "Tentu harus dilakukan tes untuk memastikan apakah benar mengalami gangguan kejiwaan atau tidak," katanya, Senin, 22 Juni 2015.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Barung menerangkan Elisa diduga mengalami gangguan kejiwaan. Hal itu diketahui berdasarkan keterangan keluarga Elisa kepada polisi. Kendati demikian, Kepolisian juga ingin memastikannya dengan melakukan tes kejiwaan. "Informasi dari keluarganya diduga memang sakit jiwa," tutur dia.

Elisa membantai Magdalena dan Ruben yang merupakan bapak kandungnya di belakang Gereja Segala Bangsa, Dusun Dusun To Induk Lolai, Kecamatan Kalapa Pitu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu, 21 Juni 2015, sekitar pukul 11.15 Wita. Magdalena dan Ruben dibunuh dengan cara ditikam dengan menggunakan badik pada bagian leher. Mereka tewas di lokasi kejadian.

Peristiwa tragis itu terjadi usai pelaku dan korban melaksanakan ibadah di gereja. Usai mengiringi ibadah dengan bermain piano, Elisa langsung menarik bapaknya ke belakang gereja yang diikuti Magdalena. Sesampainya di belakang gereja, Elisa tiba-tiba menarik Magdalena dan menikam leher korban dengan memakai badik.

Melihat kejadian itu, Ruben berusaha mencegah tindakan keji anaknya. Bukannya berhenti, Elisa malah melakukan hal serupa kepada ayahnya. "Kedua korban tewas setelah lehernya ditikam pelaku dengan menggunakan badik. Usai membunuh kedua korban, Elisa sempat kabur, tapi akhirnya ditangkap anggota Kepolisian yang dibantu warga setempat," ucap Barung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelarian Elisa tidak berlangsung lama. Sekitar satu jam usai kejadian, warga Dusun To Induk Lolai itu diringkus aparat Kepolisian dibantu warga sekitar. Elisa sempat menjadi bulan-bulanan warga yang marah karena tindakan pelaku yang menghabisi nyawa dua tokoh masyarakat setempat itu. Karena itu, Elisa sempat diobati ke Rumah Sakit Lakipadada, sebelum dibawa ke kantor polisi untuk proses hukum lanjutan.

Lebih jauh, Barung menjelaskan, guna mengantisipasi aksi balas dendam yang mungkin dilakukan keluarga korban maupun masyarakat, kepolisian menjaga ketat Elisa. Di samping itu, Barung mengaku telah meminta keluarga korban tenang menghadapi masalah tersebut. "Kami minta percayakan pada kepolisian," ujar dia.

Soal tindak lanjut proses hukum terhadap Elisa, Kepolisian terlebih dulu ingin memastikan, apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan atau tidak. Sembari itu, penyidik memeriksa saksi-saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari situ, kata Barung, bisa diketahui detail kronologi pembunuhan sadis tersebut.

TRI YARI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

1 hari lalu

Sidang tuntutan Altafasalya Ardnika Basya,  terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan di Pengadilan Negeri Depok, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu, 13 Maret 2024. Foto : Humas Kejari Depok
Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Depok memberikan tasbih kepada Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), terdakwa pembunuhan mahasiswa UI.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

3 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

9 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurbersiap melakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

Anak anggota DPR Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

9 hari lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

12 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

12 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

13 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

16 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri