TEMPO.CO, Lumajang - Gabungan partai politik yang semula bersatu mendukung Bupati Lumajang As'at Malik pecah. Musababnya, mereka punya agenda sendiri-sendiri untuk merebut kursi wakil bupati yang sejak tiga bulan lalu lowong.
Jabatan wakil bupati kosong karena As'at, yang sebelumnya menduduki posisi itu, "naik pangkat" menjadi bupati. Ia menggantikan Bupati Sjahrazad Masdar, yang meninggal karena sakit. Saat memenangi pemilihan kepala daerah 2013, pasangan Sjahrazad dan As'at diusung Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional.
Namun ketiga partai itu kini bersaing menyorongkan kader masing-masing untuk mengisi posisi yang ditinggalkan As'at. Partai beringin menyodorkan Sujatmiko, Ketua Partai Golkar Lumajang yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat. "Rekomendasi dari Golkar Jawa Timur turun ke Sujatmiko. Kami akan berjuang keras agar dia lolos," kata Sekretaris Partai Golkar Lumajang Hartono, Selasa, 23 Januari 2015.
Tak mau kalah start, PAN telah mengajukan nama Thoriq Al Katiri. Namun belakangan tokoh PAN Lumajang itu mundur lantaran merasa tidak mendapat respons yang memadai dari Bupati As'at. "Kami punya calon sendiri," kata Sekretaris PAN Lumajang Gunawan. Sama seperti Golkar, Gunawan akan berupaya maksimal agar calon yang digadang itu bisa menduduki kursi wakil bupati.
Adapun Partai Demokrat belum bisa dimintai konfirmasi ihwal kader yang akan diajukan sebagai calon wakil bupati. Sumber Tempo di lingkungan internal Partai Demokrat Lumajang menyatakan rekomendasi dari pengurus Demokrat tingkat Provinsi Jawa Timur jatuh ke Buntaran Supriyanto, pensiunan Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang.
Bupati Lumajang As'at mengatakan tiga parpol itu akan bertemu pada Rabu malam, 24 Juni 2015, untuk membahas dua nama calon wakil bupati. "Tiga partai itu harus bersepakat memilih dua calon untuk diajukan ke saya. Selanjutnya, calon itu saya ajukan ke DPR," ujar As'at.
DAVID PRIYASIDHARTA