TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah dengan penyerbuan yang dilakukan sekitar 300 pedagang kaki lima (PKL) ke kantor pengelola pusat jajan Lenggang Jakarta di kawasan Monas, Jakarta Utara.
Dalam aksi yang berlangsung Sabtu petang, 19 Juni 2015 itu, kaca dan perabot yang ada di dalam kantor hancur. Begitu juga kendaraan milik Satpol PP.
Mereka kecewa karena tidak mendapat tempat berjualan di Lenggang Jakarta dan marah dengan tindakan sweeping oleh Satpol PP.
Menurut Ahok, panggilan akrab Basuki, tidak bisa PKL bertindak seenaknya. "Kami akan mempersenjatai Satpol PP alat kejut listrik," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin, 22 Juni 2015.
Dia pun berencana melengkapinya dengan senjata berpeluru karet. Anggota Satpol PP berpeluru karet, kata dia, akan berada dalam posisi lapis dua.
"Namun jika PKL tetap bersikap anarkistis dan berupaya melukai petugas Satpol PP dengan senjata tajam, kami pun akan menembaknya dengan gas air mata," ujarnya.
Ahok menegaskan akan memecat pegawai negeri sipil (PNS) yang terlibat atau menjadi oknum yang ikut melindungi pedagang yang membuat ricuh pada Sabtu lalu.
"Pangdam Jaya dan Kapolda juga akan menindak anggotanya yang ikut melindungi pedagang yang membuat ricuh," ucap mantan Bupati Belitung Timur ini.
GANGSAR PARIKESIT