TEMPO.CO, Surabaya - Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya bersama belasan pelajar menggelar aksi simpatik dalam rangka menyambut Hari Antinarkoba Internasional tahun 2015, Jumat, 26 Juni 2015. Mereka membagikan setangkai bunga serta brosur penjelasan bahaya narkoba kepada pengendara sepeda motor yang melintas dan berhenti di traffic light Jalan Polisi Istimewa, Surabaya.
Kepala BNN Kota Surabaya Suparti mengatakan aksi kali ini merupakan bentuk keprihatinan BNN dan para siswa atas peredaran narkoba yang masih tinggi dan banyak memakan korban. “Di Surabaya, sekitar 200 pecandu saat ini sedang menjalani rehabilitasi,” kata Suparti.
Menurut dia, para pecandu rata-rata berusia produktif, yakni 15-40 tahun. Adapun usia yang paling banyak atau mendominasi sekitar 20-30 tahun. “Rata-rata mereka drop out atau putus sekolah karena memakai narkoba,” ujar Suparti.
Suparti menambahkan, ratusan pecandu itu merupakan hasil penjaringan selama dua bulan, yaitu sejak Mei hingga Juni 2015. Model penjaringannya banyak yang jemput bola, datang sendiri, ada yang diantarkan guru yang sudah bekerja sama dengan BNN, dan ada pula yang diantarkan masyarakat yang telah sadar dengan sosialisasi bahaya narkoba.
“Jadi, jangan takut, rehabilitasi itu juga diatur undang-undang, yaitu Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 54, bahwa korban pecandu wajib direhabilitasi,” tuturnya.
Suparti mengatakan alasan pihaknya melibatkan pelajar karena saat ini para mafia narkoba banyak mengincar pelajar dengan pil koplonya. Selain itu, para pelajar tidak banyak tahu tentang model dan bentuk narkoba.
Dengan cara itu, mafia merasa yakin bisa memasukkan obat-obatan terlarang lainnya setelah pelajar kecanduan pil koplo. “Jadi tren penyebarannya sekarang seperti itu,” ucapnya.
Salah satu pelajar yang ikut aksi, Yushardika F.D., mengajak rekannya untuk tidak tergoda sedikit pun dengan narkoba. Apabila tergoda dan memiliki rasa ingin mencoba, secara tidak langsung mereka sudah kecanduan. “Saya yakin pelajar Surabaya akan lebih modern dan sukses meskipun tanpa narkoba,” katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH