TEMPO.CO, Malang -Pemerintah akan mengalokasikan anggaran Rp70 miliar untuk menambah panjang landasan pacu dan pelataran parkir (apron) Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Landas pacu akan dipanjangkan menjadi 2.800 meter agar pesawat militer dan sipil bisa terbang dan mendarat. apron juga akan diperluas agar jumlah pesawat yang parkir bisa bertambah dari empat menjadi tujuh pesawat.
Pemerintah provinsi dan tiga pemerintah daerah Malang Raya harus bergotong royong membangun gedung terminal kedatangan baru. ”Biar suasananya tidak seperti stasiun,” kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat peresmian Gedung Terminal Keberangkatan Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Kamis sore, 25 Juni 2015. Terminal kedatangan Abdulrachman Saleh sempit. Sebelumnya, keberangkatan dan kedatangan menyatu di gedung kedatangan itu.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendukung rencana itu. Pemerintah Jawa Timur memang berambisi mewujudkan bandar udara di Bawean, Gresik dan Bandara Trunojoyo di Madura. Malah, Gubernur sangat ingin ada bandara di Blitar. Alasannya banyak sekali wisatawan yang menziarahi makam Bung Karno.
Dukungan Soekarwo juga merujuk pada kondisi Bandar Udara Internasional Juanda yang kelebihan kapasitas. Juanda berkapasitas 12,5 juta penumpang, tapi saat ini digunakan 18 juta penumpang, dengan pertumbuhan penumpang rata-rata 12 persen. Kapasitas Bandar Udara Abdulrachman Saleh yang sudah mencapai 170 ribu orang per tahun, rata-rata bertambah 12 persen per tahun.
“Tepat jika Pak Menteri memperluas runway dan menambah Bawean, Trunojoyo, dan Banyuwangi.” Menurut Soekarwo, Bandara Abdulrachman Saleh akan berefek kemajuan bagi 11 kabupaten dan kota. Terutama bagi tiga daerah di Malang Raya, yakni, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
ABDI PURMONO