TEMPO.CO, Semarang - Konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin merembet ke daerah. Di Jawa Tengah, setelah ada dua kepengurusan di tingkat wilayah, kini dualisme kepengurusan partai berlambang Ka’bah sudah terjadi di tingkat 35 kabupaten/kota.
Ketua DPP PPP kubu Djan Faridz, Istajib, menyatakan pihaknya sudah membentuk struktur kepengurusan di tingkat kabupaten/kota. “Rinciannya, 14 daerah merupakan kepengurusan baru sedangkan 19 lainnya kepengurusan lama yang diperbaharui kembali,” kata Istajib kepada Tempo, Ahad, 28 Juni 2015.
Dualisme kepengurusan PPP Jawa Tengah merupakan imbas dari konflik internal yang terjadi di pengurus pusat. Dua kubu kepengurusan mengklaim yang paling sah memegang kepemimpinan PPP, yakni kubu hasil Muktamar Surabaya yang diketuai Romahurmuziy dan kubu hasil Muktamar Jakarta yang diketuai Djan Faridz.
Istajib tak menyebut mana saja kabupaten/kota di Jawa Tengah yang pengurusnya sudah diganti kubu Djan Faridz. Istajib menyatakan hingga kini memang belum ada keputusan final siapa yang sah memegang kepemimpinan PPP.
Beberapa waktu lalu, kepengurusan PPP tingkat wilayah Jawa Tengah juga pecah, yakni PPP yang diketuai Masruchan Samsuri (kubu Romahurmuziy). Belakangan, kubu Djan Faridz juga membentuk kepengurusan baru yang diketuai Wafi Maemun Zubair.
PPP kubu Romahurmuziy juga sudah menggelar musyawarah wilayah. Masruchan Samsuri kembali terpilih sebagai ketua PPP Jawa Tengah. Masruchan mengakui memang di kabupaten/kota di Jawa Tengah kepengurusan PPP sudah terbelah. Meski konflik berlanjut, Masruchan Samsuri menyatakan suasana tetap kondusif. Buktinya, dua kubu kepengurusan PPP di kabupaten/kota masih menggunakan satu kantor. “Ibarat ada satu rumah tapi ada dua kamar,” kata Masruchan.
Masruchan yakin jika nanti sudah ada keputusan final ihwal PPP yang sah maka para kader dan pengurus PPP akan bersatu kembali.
ROFIUDDIN