TEMPO.CO, Tel Aviv - Angkatan Laut Israel mencegat kapal berbendera Swedia yang mencoba menembus blokade laut Gaza, Senin 29 Juni 2015 pagi dan mengarahkannya ke sebuah pelabuhan Israel, kata militer dan para aktivis.
Militer Israel mengatakan, setelah semua upaya diplomatik yang melelahkan, pemerintah akhirnya memerintahkan untuk memblokir kapal itu. Pasukan Angkatan Laut Israel naik ke kapal Marianne dan menggeledahnya di perairan internasional.
Kapal itu membawa sekitar 20 aktivis, termasuk anggota parlemen Arab Israel Basel Ghattas dan mantan Presiden Tunisia Moncef Marzouki. Tiga kapal lainnya, yang merupakan bagian dari armada yang akan menembus blokade laut ke Gaza, berbalik arah sebelum menghadapi angkatan laut Israel.
Kelompok Freedom Flotilla, yang mengorganisir pelayaran ke Gaza ini, memposting foto di Twitter yang menunjukkan sekelompok aktivis di kapal. Dalam postingan itu dikatakan bahwa pasukan Israel mencegat Marianne dan kini mereka dalam perjalanan ke pelabuhan Ashdod, Israel. Kapal itu diperkirakan tiba di Ashdod di 12 sampai 24 jam.
Petros Stergiou, anggota tim media Freedom Flotilla di Athena, mengatakan, mereka akan terus melakukan protes sampai blokade laut terhadap Gaza dicabut. "Sekali lagi, negara Israel melakukan perbuatan pembajakan negara di Laut Mediterania," katanya. "Pemerintah meneruskan kebijakan non-toleransi, yang berarti bahwa itu melakukan hukuman kolektif terhadap 1,8 juta orang di Gaza."
Pelayaran kapal Marianne ke Gaza ini melanjutkan sejumlah upaya serupa yang dilakukan sebelumnya. Namun yang paling terkenal adalah tahun 2010 lalu saat kapal berbendera Turki, Mavi Marmara, diserang oleh militer Israel saat hendak menuju Gaza.
Serangan itu, yang dikecam internasional, menewaskan 10 awak kapal yang warga Turki. Serangan ini membuat hubungan Israel dengan Turki, yang sebelumnya baik, menjadi buruk. Turki menuntut Israel minta maaf dan memberi ganti rugi kepada keluarga korban. Israel meminta maaf namun belum ada kata akhir soal pemberian ganti rugi.
Israel mempertahankan blokade ke Gaza sejak Hamas mengambil alih kekuasaan di daerah itu tahun 2007. Kelompok militan Palestina di jalur pantai itu diketahui telah menembakkan ribuan roket terhadap Israel dan telah berulang kali mencoba untuk menyelundupkan senjata melalui laut.
Israel berdalih tidak ada pengepungan, atau pembatasan pada gerakan dan perdagangan orang Palestina. Masyarakat internasional, termasuk PBB, telah berulang kali menyerukan diakhirinya blokade, tapi tak diindahkan Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan blokade laut ke Gaza sesuai dengan hukum internasional dan telah disahkan oleh komite PBB. "Armada ini hanyalah demonstrasi kemunafikan dan kebohongan yang hanya membantu organisasi teroris Hamas dan mengabaikan semua kengerian di wilayah kami," katanya.
Israel mengatakan mereka mentransfer sekitar 800 truk per hari ke Gaza dan baru-baru ini membawa lebih dari 1,6 juta ton barang. Ia mengatakan itu membantu ratusan proyek-proyek kemanusiaan, melalui organisasi-organisasi internasional, termasuk pembangunan klinik dan rumah sakit.
AP | NEWS.YAHOO | ABDUL MANAN