TEMPO.CO, Jakarta - Krisis keuangan yang menimpa Yunani sejak 2009 hingga sekarang membuat pemerintah dan bank sentral negara tersebut harus membuat berbagai kebijakan penyelamatan.
Salah satu keputusan terbaru yang diambil bank sentral Yunani adalah penutupan bank dan pembatasan penarikan dana oleh nasabah. Kebijakan ini diumumkan pada Minggu waktu setempat, 28 Juni 2015, oleh Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras.
Dikutip dari Newser.com, Senin, 29 Juni 2015, gara-gara pengumuman itu, warga di berbagai kota menyerbu mesin-mesin anjungan tunai mandiri sehingga antrean mengular di mana-mana. Perdana Menteri sebelumnya juga mengambil kebijakan untuk melakukan referendum atas proposal kreditor untuk reformasi Yunani, sebagai imbalan atas pemberian bailout.
Berbagai kebijakan ini merupakan dampak atas keputusan bank sentral Eropa (ECB) untuk tidak menambah likuiditas darurat yang bisa diakses bank-bank di Yunani melalui bank sentral negara tersebut. Akibatnya, bank kesulitan mengisi cadangan dana yang berkurang dengan cepat.
"Kebijakan bank sentral Eropa itu upaya untuk menekan kehendak rakyat Yunani dan mencegah proses demokrasi untuk kelancaran referendum," kata Tsipras dalam pidato kenegaraannya di televisi kemarin. Referendum di negara itu jadwalnya diadakan pekan depan.
Namun bailout buat Yunani akan berakhir pada Selasa besok. Lewat dari itu, dana sebesar 7,2 miliar euro yang tersisa tidak dapat diakses kembali. Tanpa dana tersebut, Yunani tidak mungkin mampu membayar pinjaman dana moneter internasional sebesar 1,6 juta euro. Pembayaran utang itu juga jatuh tempo pada hari yang sama.
NEWSER | PRAGA UTAMA