Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pedagang Monas yang Lihai Kecoh Petugas

image-gnews
Pedagang kaki menjajakan tas bermerk asli tapi palsu di depan pintu masuk di terowongan Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (12/9). Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta membersihkan kawasan Monas dari pedagang kaki lima belum bisa terwujud. Tempo/Rully Kesuma
Pedagang kaki menjajakan tas bermerk asli tapi palsu di depan pintu masuk di terowongan Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (12/9). Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta membersihkan kawasan Monas dari pedagang kaki lima belum bisa terwujud. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Pria berjaket hijau itu tampak tergesa-gesa menarik lorinya. Peluhnya bercucuran membasahi dahi dan pipi di siang puasa, Ahad siang kemarin. Sesekali tangan pria asal Pamekasan, Madura, ini menyekanya. "Capek kalau terus diuber-uber anggota Polisi Pamong Praja begini,” kata Alwi, pria itu, di tengah napas terengah.


 Siang itu, Alwi dan puluhan pedagang kaki lima yang berjualan di IRTI Monumen Nasional lari tunggang-langgang karena serombongan polisi berpatroli ke sana. Sejak pertengahan bulan, pemerintah melarang pedagang berjualan di Monas karena sudah ada kios Lenggang Jakarta.


 Bukannya lari keluar dari kawasan IRTI, para pedagang tersebut justru lari menuju tempat kuliner Lenggang Jakarta. Untuk menghindari kejaran petugas, mereka menitipkan dagangannya kepada rekan-rekannya yang memiliki kios di sana. Bahkan beberapa penjual minuman, seperti Alwi, langsung memasukkan beberapa botol minuman ringannya ke dalam karung yang sudah tersedia di sana.


 Alwi menjelaskan, sejak Lenggang Jakarta diresmikan, polisi praja kerap merazia pedagang yang dianggap ilegal. Walhasil, pendapatan mereka terjun bebas. "Paling hanya Rp 30 ribu sehari," tutur laki-laki 32 tahun ini. Sebetulnya berdagang seperti Alwi tak rugi karena ia membayar ke penyuplai setelah barang yang diambilnya terjual.


 Saat sedang berbincang itu, telepon Alwi berdering. Istrinya mengabarkan bahwa Monas sudah aman karena polisi sudah berlalu. “Kami sesama pedagang harus terus berkoordinasi," ujarnya sambil menarik lorinya masuk kembali ke kawasan IRTI Monas.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 Kepala Kepolisian Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan anggotanya harus kucing-kucingan saat merazia pedagang. “Untuk akhir pekan, kami mengerahkan 400 personel," tuturnya.


 Koordinator Keamanan Lenggang Jakarta, Nur Miyanti, menyesalkan razia tak berkoordinasi dengannya. “Kalau tahu, saya bisa kerahkan anak buah berjaga di pintu masuk Lenggang Jakarta,” kata dia. Petugas akan melarang pedagang menitipkan barangnya ke pedagang Lenggang. Untuk menjaga keamanan Lenggang Jakarta, terdapat 26 petugas keamanan yang dibagi dalam dua shift.


 GANGSAR PARIKESIT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Ilustrasi hujan di Jakarta. TEMPO/Frannoto
Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.


Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Sebuah crane ambruk menimpa rumah di Jalan Gelindra RT 01 RW 08, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Desember 2018. Rumah korban, Husin, 56 tahun, hancur. Husin dan tiga anggota keluarganya mengalami luka-luka. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.


Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Pembebasan salah satu lahan sengketa oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno beserta pemilik lahan, Mahesh, di area proyek pembangunan Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan. 20 Oktober 2017. Tempo/Zara
Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.


Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Suasana pembangunan proyek Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jakarta, Ahad, 14 Oktober 2018. PD Pembangunan Sarana Jaya akan mulai mengfungsikan Skybridge Tanah Abang pada esok hari, Senin, 15 Oktober 2018. ANTARA/Reno Esnir
Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini


DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

Truk kapasitas 12 ton milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengangkut sampah di TPS Muara Baru, Penjaringan, yang menggunung usai kisruh dana hibah Bekasi, Senin 22 Oktober 2018. Tempo/Imam Hamdi
DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).


Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meresmikan pencanangan Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, Minggu, 20 Mei 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.


Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Warga rusun Tambora mengambil air tanah karena mengalami kesulitan air bersih di Rumah Susun Tambora II di Jakarta, Senin (17/12). Warga rusun Tambora mengeluhkan selama sebulan terakhir mengalami kesulitan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. TEMPO/Tony Hartawan
Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.


Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai memimpin apel pagi Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan Air Tanah di Intiland Tower, Jumat, 16 Maret 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.


Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Aktivis Koalisi Pejalan Kaki melakukan aksi Tamasya Trotoar Kita di kawasan Sarinah, Jakarta, Minggu, 24 Juni 2018. Aksi menyusuri jalanan Ibu Kota tersebut untuk mengkritisi fungsi trotoar yang banyak digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dan berdagang. ANTARA/Puspa Perwitasari
Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.


Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Ilustrasi banjir Jakarta. TEMPO/Ary Setiawan
Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.