TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Nur Kholis mengatakan Komnas HAM memberikan dukungan moril kepada Komisi Nasional Perlindungan Anak yang baru mengalami musibah kebakaran. “Sebagai lembaga pelayanan masyarakat, mereka perlu kami beri dukungan moril,” katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 29 Juni 2015.
Nur Kholis datang mengajak empat orang tim investigasi Komnas HAM ke lokasi kebakaran, Senin siang. Mereka mencari informasi awal terkait bencana kecil yang terjadi itu. Ia dan tim sudah melihat keadaan, apa saja yang terbakar, bagaimana kondisi para pekerja di kantor itu, serta berkas apa saja yang sempat ikut terbakar. Hal itu dilakukannya untuk meyakinkan kondisi para pekerja, yang merupakan para pejuang hak asasi manusia di bidang anak, tidak ditekan atau diteror oleh siapa pun.
Terkait dengan penyebab kebakaran, kata Nur Kholis, ia menyerahkannya kepada pihak kepolisian. Nur Kholis mengatakan banyak yang menduga penyebab kebakaran karena kasus yang sedang ditangani oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak dan timnya. Ada pula yang mengatakan kebakaran terjadi karena kecelakaan biasa.
Nur Kholis tentu berharap agar penyebab kebakaran itu adalah kecelakaan biasa, bukan teror atau tindakan radikal yang dilakukan pihak asing kepada para pekerja di kantor itu. “Kami akan tunggu hasil investigasi polisi saja. Setelah itu kami akan tentukan langkah selanjutnya,” kata Nur Kholis.
Pada Sabtu, 27 Juni 2015, kebakaran terjadi di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak. Kantor yang terletak di Jalan T.B. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, dilalap api pada pukul 20.11 WIB. Api menghanguskan empat ruangan pada salah satu bangunan di sisi timur kantor itu, yakni ruang kerja sekretaris jenderal, ruang arsip, ruang pegawai Kementerian Sosial, dan kamar inap tamu.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan kebakaran yang melanda kantornya bukan karena unsur kecelakaan. "Ini bukan kecelakaan, misalnya letupan kompor atau korsleting listrik," katanya di lokasi, Jalan T.B. Simatupang, kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu, 28 Juni 2015.
Arist berpendapat bila kebakaran dipicu letupan kompor gas, api tak berasal dari atap. Begitu juga dengan korsleting listrik yang tipe perembetan apinya lambat. "Apinya cepat sekali membesar," kata Arist.
MITRA TARIGAN | NINIS CHAIRUNNISA