TEMPO.CO , Jakarta: Sebuah sekolah di Bavaria, Jerman, mengirimkan surat kepada para orang tua siswa agar putri mereka menahan diri untuk tidak mengenakan pakaian terbuka, sebab pemerintah sedang menyiapkan akomodasi untuk para pengungsi asal Suriah di dekat sekolah mereka.
Menurut laporan media Jerman, Die Welt, sebanyak dua ratus pengungsi Suriah tinggal selama dua minggu di dekat Wilhelm-Diess-Gymnasium’s gym sehingga aula olahraga sekolah ini ditutup dan dipindahkan ke sekolah di sekitarnya.
Selain itu, tulis media Jerman, kepala sekolah juga memperingatkan orang tua mengenai situasi keamanan dan langkah-langkah yang mesti diambil. "Para pengungsi dilarang memasuki taman dan gedung sekolah," tulis Martin Thalhammer, kepala sekolah.
Dia juga memperingatkan agar para siswa menghindari berpakaian tidak sopan. "Warga Suriah mayoritas muslim dan berbahasa Arab. Mereka tetap membawa kebudayaan yang dimiliki. Sekolah kami berdekatan dengan tempat penampungan mereka, oleh karena itu, kami meminta para siswa mematuhi peraturan agar mengenakan pakaia sopan. Mengenakan pakaian pendek atau mini dapat menimbulkan kesalahpahaman," kata Thalhammer sebagaimana dikutip media lokal.
Menanggapi surat yang dikeluarkan kepala sekolah, seorang politisi Jerman yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada Die Welt bahwa langkah tersebut memang benar-benar diperlukan.
"Ini adalah tugas kami menjaga anak-anak," balas Thalhammer terhadap komentar sejumlah orang. Dia melanjutkan, "yaitu memperingatkan kepada semua orang apa yang yang terjadi di sekolah dan aula."
Dalam beberapa tahun ini, Jerman telah menerima sekitar 100 ribu pengungsi yang menjadi korban perang Suriah. Jumlah ini, menurut aktiviis hak asasi manusia, diperkirakan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditampung oleh negara-negara Uni Eropa.
Pemerintah berharap jumlah orang yang mencari suaka meningkat hingga mencapai 450 ribu orang, jumlah ini sebuah rekor tinggi bagi Jerman.
Sepekan lalu, ribuan orang menghadiri unjuk rasa pro-pengungsi di Berlin. Di antara mereka, sekitar 2.500 orang menyampaikan pendapatnya mengenai dukungan terhadap kaum imigran. Meskipun demikian, sebelumnya juga terjadi demonstrasi anti-pendatang yang digagas oleh Partai Pegida.
RT.COM | CHOIRUL AMINUDDIN