TEMPO.CO, Bojonegoro - Air di Sungai Bengawan Solo yang melintas di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berubah warna. Semula, air di sungai ini berwarna hijau lalu menjadi cokelat kehitam-hitaman, yang diduga tercemar. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro telah menguji kualitas air di laboratorium di Surabaya beberapa hari lalu.
“Masih diuji. Hasilnya belum turun,” ujar Kepala BLH Bojonegoro Tedjo Sukmono kepada Tempo, Selasa, 30 Juni 2015.
Namun Tedjo Sukmono tidak menjelaskan secara rinci kondisi air sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut. Dia hanya menyebutkan hasil uji laboratorium di Surabaya, atas Sungai Bengawan Solo, baru akan selesai sekitar dua pekan ke depan. “Ya, ditunggu,” katanya lewat pesan pendek.
Komunitas pemancing di Kota Bojonegoro juga mengeluhkan kondisi air Sungai Bengawan Solo selama 2-3 pekan terakhir. Biasanya, jika memasuki musim kemarau, air sungai justru jernih. Warnanya bening kehijau-hijauan dan banyak pemancing memanfaatkan waktu, terutama hari libur atau sore hari, untuk mencari ikan. Namun sekarang air sungai berubah dari hijau menjadi cokelat kehitam-hitaman.
“Ya, berubah warna,” tutur Darmojo, 54 tahun, pemancing asal Kota Bojonegoro, kepada Tempo, Selasa, 30 Juni 2015.
Air yang berubah warna di Bengawan Solo juga membuat pemancing mengeluh. Sebab, sejumlah ikan asli sungai ini jadi sulit dipancing. Seperti ikan tawes, rengkik, jendil, areng-areng, dan gabus. Hanya di beberapa titik ikan berhasil dipancing. Terutama yang berada di tempat dalam atau sekitar 5-7 meter saat kemarau. "Sekarang agak susah pancingan ikannya,” ucapo Darmojo, yang juga hobi fotografi.
Padahal, jika musim kemarau datang, masyarakat sekitar memanfaatkan air sungai untuk mandi. Daratan pasir yang muncul saat kemarau membuat badan sungai jadi melebar. Saat itu sungai banyak digunakan untuk pelbagai kegiatan, dari bermain sepak bola hingga sebagian lahannya ditanami semangka dan ketimun.
Kasus air Sungai Bengawan Solo yang berubah warna dari hijau menjadi cokelat kehitam-hitaman tidak hanya terjadi sekarang ini. Pada pertengahan 2012 juga pernah terjadi perubahan air sungai dari hijau ke cokelat kehitam-hitaman. Kemungkinan perubahan warna terjadi karena pencemaran limbah yang datang dari hulu sungai atau sekitar Solo dan Karanganyar. Sayangnya, tidak ada penjelasan secara detail dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
SUJATMIKO