TEMPO.CO, Medan - Sebelum jatuh di Jalan Djamin Ginting Km 10, Padang Bulan, Medan, pesawat Hercules C-130B milik TNI AU terlihat mengarahkan arah pesawatnya ke tanah kosong di belakang STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Kristen) Kristen Neumann, Senin, 30 Juni 2015. Lokasi tanah kosong ini sekitar 200 meter dari lokasi tempat jatuhnya pesawat.
“Suaranya keras sekali, saya pikir ada gempa bumi,” ujar Chacha, 33 tahun, staf administrasi di STMIK Kristen Neumann, Senin.
Chacha berlari keluar dari gedung sekolah bertingkat 3 itu ketika mendengar suara keras. “Semuanya bau gas. Setelah saya tanya, ternyata bau avtur pesawat tersebut yang tumpah,” kata Chacha.
Jika dilihat di lokasi kejadian, semua sisi bangunan ruko tiga lantai di samping tempat pesawat itu jatuh tampak hitam bekas kebakaran.
Sisa bangkai pesawat yang diduga sayap sepanjang 12 meter telah diturunkan dari atap penginapan Beraspati yang hancur, ke halaman parkir STMIK Neumann. Di belakang STMIK ini ada tanah kosong, seluas sekitar 80 x 400 meter.
“Awalnya saya rasa pesawat itu mau mendarat di belakang sekolah ini, soalnya tidak mungkin dia tiba-tiba belok ke kanan. Padahal ujung runway bandara ada di sebelah kiri jalan,” kata Christian Tarigan, 45 tahun, saksi mata di lokasi kejadian.
Dua menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan, kemarin, pesawat Hercules C-130B dengan nomor penerbangan A-1310 jatuh menimpa permukiman. Pesawat yang dipiloti Kapten Sandy Permana itu hendak terbang menuju Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, sebelum mengakhiri penerbangan hari itu di Bandar Udara Supadio, Pontianak. Pesawat tersebut mengangkut 12 kru dan 101 penumpang.
SALOMON PANDIA