TEMPO.CO , Banda Aceh:Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Polisi, Anang Iskandar peredaran narkoba di Aceh berkaitan erat dengan jaringan dari Malaysia.
“Untuk itulah kita berikan penguatan kepada BNN Aceh agar lebih sigap,” katanya usai menggelar pertemuan dengan para staf BNN Aceh di Banda Aceh, Selasa 30 Juni 2015.
Menurutnya, BNN Aceh harus jeli melihat peredaran narkoba terutama jenis sabu yang sedang trend di wilayah serambi Mekkah.
“Jeli melihat jaringan yang terjadi, khususnya Malaysia – Aceh,” kata Anang.
Modus peredaran jaringan internasinal ini bervariasi. Misalnya melalui pengiriman barang atau dibawa sendiri oleh kurir maupun dimasukkan dalam alat-alat lainnya. Sabu disebut sedang marak di Aceh karena pengaruh jaringan tersebut dan mudahnya jalur masuk.
“Kalau ganja memang sudah lama di Aceh dan tanamannya tumbuh subur.”
Dia menambahkan, peredaran narkoba secara nasional, Aceh berada posisi ke-12 dengan prevalensi 2,08, masyarakat yang terkena narkoba sekitar 73.000 orang.
Memutuskan jaringan Malaysia – Aceh, pihak BNN juga menggalakkan sosialisasi dan rehabilitasi kepada para pecandu sabu.
“Sehingga permintaan di Aceh tidak ada lagi. Jadi nanti tinggal (atasi) satu aja, ganja,” ujar Anang.
ADI WARSIDI