TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatatkan inflasi Juni 2015 sebesar 0,54 persen. Menurut BPS, kunci pemerintah untuk menstabilkan inflasi terletak pada ketersediaan pasokan pangan dan sandang.
"Harus ada pasokan yang cukup karena permintaan akan terus meningkat hingga Lebaran nanti," ujar Kepala BPS Suryamin, Rabu, 1 Juli 2015. Musababnya, meningkatnya angka inflasi dari 0,5 persen ke 0,54 persen memang berasal dari kenaikan harga pangan di bulan Ramadan.
Menurut Suryamin, kenaikan harga sudah terlihat di berbagai jenis pangan. Di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, apel, beras, cabai merah, gula pasir, dan ikan segar. Total andil inflasi yang disebabkan oleh pangan mencapai 0,33 persen dan 0,54 persen angka inflasi total.
"Kalau saja pasokan aman, maka saya yakin inflasi Juli nanti akan kurang lebih sedikit dari bulan Juni," ujar Suryamin. Selain itu, ia juga berharap jika prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika ihwal bahaya badai El Nino yang akan datang tahun ini tak berdampak signifikan.
Secara tren hingga akhir tahun, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan bukan tidak mungkin target inflasi akhir tahun yang dipatok pemerintah 4-6 persen akan tercapai. Namun, dengan catatan pemerintah dapat mengendalikan inflasi dan pasokan pangan hingga bulan Juli mendatang.
"Kuncinya ada di dua bulan ini (Juni-Juli)," ujar Sasmito. Selain itu, pemerintah juga akan mendapat angin segar dari hilangnya pengaruh inflasi akibat kenaikan harga BBM tahun lalu di akhir 2015.
Dengan inflasi sebesar 0,54 persen pada Juni ini; tingkat inflasi tahun kalender sepanjang Januari hingga Juni 2015 tercatat sebesar 0,96 persen. Sedangkan untuk inflasi year on year tercatat sebesar 7,26 persen.
ANDI RUSLI