TEMPO.CO, Mojokerto - Jenazah teknisi pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, yakni Pembantu Letnan Satu (Peltu) Ibnu Kohar, 39 tahun, langsung dimakamkan pada Kamis subuh, 2 Juli 2015, sekitar Pukul 03.00. Jenazah sebelumnya tiba di rumah duka di Desa/Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis dini hari, 2 Juli 2015, sekitar pukul 01.30.
Setelah disalatkan di musala terdekat dan upacara penyerahan dari perwakilan TNI Angkatan Udara ke keluarga, jenazah almarhum langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat. Pemakaman tanpa tembakan salvo mengikuti aturan bahwa pemakaman militer dengan tembakan salvo tidak diperkenankan antara Pukul 18.00 hingga 06.00.
Almarhum sebenarnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Mojokerto. Tapi, sesuai pesan almarhum dan permintaan keluarga, jenazah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.
Jenazah Ibnu Kohar sebelumnya tiba di Pangkalan Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, bersama tujuh jenazah lainnya, diantaranya pilot Kapten Sandy Permana pada Rabu malam, 1 Juli 2015.
Dalam sambutannya, perwakilan Pangkalan Udara (Lanud) Surabaya Letnan Kolonel Windukastawa Putra menyampaikan duka yang mendalam. “Kami atas nama keluarga besar TNI khususnya Angkatan Udara memberikan penghormatan kepada almarhum yang telah meninggal dalam melaksanakan tugas. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya,” kata Windukastawa.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Shoqibul, mengatakan keluarga mengikhlaskan kepergian almarhum karena mengangapnya takdir dari Tuhan. Pihak keluarga juga mengucapkan terima kasih atas penghormatan dari negara hingga almarhum diserahkan ke pihak keluarga.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Istibsyaroh, dan dua anak perempuan yakni Firda yang saat ini duduk di bangku kelas XII SMA dan Dila kelas V SD. Almarhum bersama isterinya lahir di Dusun Gedeg Kulon, Desa/Kecamatan Gedeg, Mojokerto.
Setelah menikah, keduanya tinggal di Asrama Militer Skuadron 32 Lanud Abdurrahman Saleh Malang. Kohar menjadi anggota TNI AU sejak tahun 1990 mengikuti jejak almarhum ayahnya, Abu Darrin, purnawirawan TNI Angkatan Laut yang dulu bernama Korps Komando Operasi (KKO) Angkatan Laut.
ISHOMUDDIN