TEMPO.CO, Bekasi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mewaspadai ancaman kekeringan menyusul datangnya musim kemarau tahun ini. "Sebuah yayasan di Kecamatan Cikarang Timur sudah meminta bantuan air bersih," kata Kepala BPBD Kabupaten Bekasi Sahat Banjar Nahor, Kamis, 2 Juli 2015.
Menurut Sahat, pihaknya belum menerima laporan resmi dari camat dan kepala desa di Kabupaten Bekasi ihwal kekeringan. Tapi sedikitnya ada lima kecamatan yang rawan kekeringan, yakni Kecamatan Cibarusah, Cikarang Pusat, Cikarang Timur, Babelan, dan Tambun Utara. Ancaman kekeringan makin parah lantaran lima daerah itu tak dilalui aliran sungai. "Saluran irigasi minim," ucap Sahat.
Sahat mengaku, meski belum ada laporan resmi ihwal kekeringan, pihaknya bakal melakukan pengecekan ke daerah yang rawan itu. Berdasarkan catatan BPBD, daerah yang lebih dulu dilanda kekeringan ialah Kecamatan Cibarusah. "Besok rencananya kami cek ke sana," ujarnya.
BPBD juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk melakukan pengecekan terhadap tanaman padi di wilayah setempat. Dikhawatirkan, pada saat musim kemarau, tanaman itu terancam puso. "Soalnya sebagian sudah masuk panen," tuturnya. "Hanya saja, kalau masuk panen, tak perlu banyak air."
Sementara itu, salah satu warga di Kecamatan Babelan, mengaku sudah ada tanda-tanda kekeringan di wilayahnya. Misalnya, kata dia, debit Kali Bekasi menyusut drastis, bahkan nyaris tak ada airnya. Selain itu, sumur warga juga mulai mengalami pendangkalan. "Tapi untuk air bersih masih aman," ujar warga Desa Sriamur, Dedi Beben, 32 tahun.
Juru bicara Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bhagasasi, Bekasi, Endang Kurnaen, menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya belum menerima permintaan air bersih akibat musim kemarau. Dia mempersilakan siapa pun yang ingin dibantu air bersih. "Syaratnya, ada permintaan dari pemerintah," kata Endang.
ADI WARSONO