TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia terpilih Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan TNI tak akan lagi menerima hibah pesawat bekas. Ini karena Presiden Joko Widodo meminta memodernisasi alat utama sistem persenjataan menyusul jatuhnya pesawat Hercules di Medan.
"Modernisasi alutsista, sudah jelas saya mendengar sendiri pada saat beliau diwawancara di Mako Brimob bahwa pesawat harus baru semuanya. Maksudnya, bukan yang terbang harus baru semuanya, tetapi pengadaan harus baru semua," ujar Gatot di halaman Kantor Presiden, Jumat, 3 Juli 2015.
Jokowi juga meminta industri pertahanan dilibatkan dalam pengadaan alutsista. Gatot menyetujui permintaan Jokowi. Sebab industri pertahanan memang harus dibesarkan sehingga tak tergantung dengan negara lain. "Cara sekarang ini kalau beli alat baru dengan transfer of technology, jadi teknologi yang ada pelan-pelan kita adopsi," ujarnya.
Gatot mengatakan akan mengevaluasi penyebab hercules jatuh padahal lesawat tersebut sudah laik terbang. Hercules sendiri, menurut dia, setiap 50 jam harus 'diopname' untuk dicek ulang kelaikannya. Kemudian, setiap tiga tahun dilakukan opname besar dan enam tahun dilakukan pengecekan keseluruhan.
Pesawat milik TNI Angkatan Udara berjenis C-130 Hercules dengan nomor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat itu dipiloti Kapten Sandy Permana, lulusan Akademi Angkatan Udara 2005. Hercules nahas itu lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, pukul 11.48 WIB, dengan tujuan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
TIKA PRIMANDARI