TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian memperkirakan jumlah produksi gabah kering giling(GKG) tahun ini mencapai 75,5 juta ton, atau setara dengan 43,9 juta ton beras. Jika dibandingkan dengan prediksi kebutuhan beras nasional sejumlah 33,3 juta ton, maka Indonesia mempunyai stok beras lebih sebanyak 10,5 juta ton selama 2015.
"Yang harus kita lakukan adalah mengawalnya agar benar-benar terealisasi," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di kantornyam Jumat, 3 Juli 2015.
Target tersebut diketahui berdasarkan angka ramalan (ARAM) I yang diluncurkan Badan Pusat Statistik (BPS). Produksi GKG meningkat 6,64 persen dibandingkan 2014 yang mencapai 70,8 ton. Peningkatan produksi tertinggi terjadi di provinsi Jawa Tengah sebesar 9,89 persen.
Perhitungan surplus beras berbeda dengan tahun sebelumnya dengan asumsi konsumsi beras per kapita selama setahun sebanyak 124,89 kg. Sementara tahun lalu, perhitungan konsumsi per kapita selama setahun mencapai 139 kg.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan,Hasil Sembiring, mengatakan pengurangan asumsi didasarkan kondisi sosial masyarakat tanah air yang bergerak ke corak industri dengan pengurangan pekerjaan fisik secara signifikan. Alhasil, tingkat konsumsi beras menurun. "Bahkan seharusnya 114 kg per kapita setahun, menurut perhitungan kami," kata Hasil.
Tahun ini jagung juga diramalkan surplus sebanyak 393 ribu ton. Berdasarkan ARAM I BPS, produksi mencapai 20,67 juta ton pipilan kering, atau meningkat sebanyak 8,72 persen dibanding 2014. Pasokan berlimpah, kata Hasil, tidak lepas dari program pemerintah yang membagikan benih gratis dan pupuk untuk area tanam padi serta jagung seluas satu juta hektare. Sedangkan untuk kedelai seluas 700 ribu hektare.
ROBBY IRFANY