TEMPO.CO , Mataram: Sebagai bagian dari perayaan Pekan NAIDOC (National Aboriginal and Islanders’ Day Observance Committee atau Komite Hari Peringatan Aborigin dan Penduduk Kepulauan) Australia, Kedutaan Besar Australia akan menghibahkan batik Pekalongan Aborigin Yirrkala ke Museum Tekstil Jakarta, Selasa 7 Juli mendatang.
Proyek Batik Yirrkala merupakan kemitraan antara Pusat Kesenian Yirrkala di Bumi Arnhem Timur Laut dan bisnis pembuatan-batik tradisional di Pekalongan, Jawa Tengah.
Yirrkala memberi gambar lukisan kulit kayu yang diciptakan oleh tetua seniman-tinggal (artist-in-residence), Ronald Nawurapu Wunungmurra (Nawurapu), yang memiliki hubungan leluhur dengan Makassar.
Lukisan tersebut memperlihatkan hubungan antara Makassar dan penduduk Yolngu. Rancang segitiga pada batik melambangkan ‘layar merah terkembang’ para pedagang Makassar.
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, berharap hibah batik dan lokakarya tersebut akan memperdalam hubungan antar-warga Australia dan Indonesia. “Juga memupuk pemahaman yang lebih besar tentang penduduk dan kebudayaan Aborigin dan Kepulauan Selat Torres,’’ kata Grigson dalam rilisnya kepada Tempo.
Menurut Grigson, hubungan pribadi dan budaya sesungguhnya merupakan dasar hubungan Australia-Indonesia. Batik Yirrkala menghadirkan sarana hubungan yang kukuh warga Indonesia dan penduduk asli Australia.
Nawurapu akan memberikan lokakarya kesenian di Jakarta termasuk ‘Pengantar Kesenian Visual Penduduk Asli’ di Museum Seni Rupa & Keramik di Kota Tua Jakarta pada Minggu, 5 Juli dan lokakarya Batik untuk anak-anak pada Selasa, 7 Juli di Museum Tekstil Jakarta.
Nawurapu juga akan menghadiri penghibahan batik Pekalongan Aborigin Yirrkala kepada Museum Tekstil Jakarta pada Selasa, 7 Juli.
Seluruh rakyat Australia merayakan Pekan NAIDOC setiap Juli untuk merayakan sejarah, kebudayaan, dan prestasi warga Aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres. Tema tahun ini adalah “Kita Semua Berdiri di Tanah yang Suci: Belajar, Hormati dan Rayakan”. Ini menyoroti hubungan spiritual dan budaya warga Aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres yang kuat dengan tanah dan laut.
Di Makassar, Nawurapu akan mengadakan diskusi tentang ‘Seni dan Warga Penduduk Asli’ yang didukung oleh Rumah Budaya Rumata pada Rabu, 8 Juli 2015.
SUPRIYANTHO KHAFID