TEMPO.CO, Makassar - Jajaran Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat berduka. Dalam sepekan terakhir, dua personelnya meregang nyawa saat bertugas. Selain itu, tiga anggota kepolisian lainnya menderita luka parah. Itu semua terjadi dalam dua kasus pada waktu dan tempat berbeda.
"Kami masih berduka. Tapi, kami pahami itu sebagai risiko tugas," kata juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Sabtu, 4 Juli.
Kasus pertama yakni kecelakaan tunggal yang menewaskan Brigadir Dua Irsan di Jalan Batara Bira, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Minggu, 28 Juni, malam. Irsan mengalami kecelakaan ketika tengah mengejar puluhan anggota geng motor yang meresahkan warga.
Dalam kejadian itu, Irsan dibonceng rekannya Brigadir Dua Krisdianto yang hingga kini masih dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo. Krisdianto mengalami luka patah lutut kiri dan lecet di kepala. Hingga kini, kepolisian masih mencari kelompok geng motor yang jadi penyebab kematian Irsan.
Kasus kedua yakni penyerangan brutal kelompok tak dikenal ke pos polisi di Bundaran Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Kamis, 2 Juli 2015, dini hari. Kelompok penyerang yang diperkirakan berjumlah 20 orang mengakibatkan seorang polisi tewas dan dua luka parah.
Barung mengatakan personelnya yang meninggal yakni Brigadir Irvanudin. Adapun, dua korban lainnya yaitu Brigadir Dua Irsan dan Brigadir Mus Muliadi. Mereka diserang oleh puluhan orang dengan memakai parang. Berdasarkan keterangan saksi, kelompok orang tak dikenal itu juga memakai senjata api.
Barung menyatakan khusus pengusutan kasus terakhir, pihaknya telah membentuk tim khusus. Penanganan kasus itu pun ditarik ke Polda. Kendati begitu, Polres Gowa dan Polrestabes Makassar tetap dilibatkan. "Kami mohon doanya agar bisa cepat diungkap," tuturnya.
TRI YARI KURNIAWAN