TEMPO.CO , Pennsylvania: Para ahli kesehatan dari Amerika Serikat melakukan sebuah penelitian terkait kekejaman Hitler dan menyimpulkan bahwa aksi ketidakmanusiawi Hitler disebabkan oleh penyakit parkinson kronis yang dideritanya.
Sebuah tim dari University of Pittsburgh , Pennsylvania, Amerika Serikat telah menerbitkan sebuah studi yang mengeksplorasi bagaimana Parkinson mempengaruhi kepribadian Hitler dan mempengaruhi keputusan-keputusannya.
"Hal ini diyakini bahwa Adolf Hitler menderita penyakit Parkinson sepanjang hidupnya," tulis para peneliti, seperti yang dilansir Mirror.
Studi yang dianggap kontroversial itu juga menyebutkan bahwa efek dari penyakitnya itu bahkan mungkin telah mendorong kesalahan militer, seperti serangannya ke Rusia pada 1941. Sebuah kesalahan perhitungan yang memainkan peran besar untuk kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II.
"Kekalahan Jerman di Perang Dunia II dipengaruhi oleh pengambilan keputusan Hitler yang dipertanyakan, berisiko, tidak manusiawi, dan tidak berperasaan, yang keduanya kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi Parkinsonnya." jelas pernyataan yang dimuat dalam jurnal World Neurosurgery yang dipimpin oleh Raghav Gupta.
Studi tersebut juga menambahkan bahwa kurangnya rasa simpati dan penyesalan Hitler, juga telah dipengaruhi oleh penyakitnya tersebut.
"Kepribadian manusiawi Hitler ditandai dengan kurangnya simpati dan penyesalan, juga dapat berasal dari kondisinya. Karena penyakitnya, sering membuat Hitler bertindak dengan cara yang kita hari ini mencirikannya sebagai brutal, tidak berperasaan, dan tidak etis."
Para peneliti menduga bahwa penyakit Hitler diidapnya ketika terjadi epidemi influenza pada 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang.
MIRROR | YON DEMA